Mohon tunggu...
Yunita Kristanti Nur Indarsih
Yunita Kristanti Nur Indarsih Mohon Tunggu... Administrasi - Gratias - Best Spesific Interest - People Choice Kompasiana Award 2022

-semua karena anugerah-Nya-

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Paus Fransiskus, Kesederhanaan, dan Teladan sang Pemimpin

8 September 2024   10:45 Diperbarui: 8 September 2024   10:50 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Imam Besar Masjid Istiqlal dan Paus Fransiskus melalui Kompas.com (Indonesia Papal Visit Committee/Donny Fernando)

Semarak kedatangan Paus Fransiskus masih terus terasa hingga kini. Begitu banyak orang yang ‘tersentuh’ oleh beliau. Begitu banyak orang-orang yang ingin terkoneksi secara langsung dengannya. Begitu banyak adegan-adegan yang menggambarkan betapa besar kharisma beliau bagi orang-orang di sekitarnya.

Melihat adegan video saat Ibu Sri Mulyani, Menteri Keuangan Republik Indonesia yang menerobos barikade keamanan Paus hanya untuk mengambil gambar bersama beliau. Kemudian adegan video seorang ibu yang memintakan berkat bagi anaknya, sesaat setelah berhasil, ibu tersebut menangis haru.Tidak berhenti disitu saja. Seorang wanita yang sedang hamil sangat bersukacita ketika berhasil mendekat pada Paus dan memberkati perutnya.

Siapa orang ini hingga membuat banyak ‘hati’ terpesona dengannya? Bukan hanya umat Katolik. Bukan juga sekadar untuk para kuria. Bukan hanya orang dewasa. Semua kalangan ingin ‘mendekat’. Apa gerangan yang membuatnya begitu dicintai, dikasihi, dan bak magnet yang menarik untuk didekati?

Permintaannya untuk menempati kamar di Kedubes Vatikan. Permintaanya untuk menggunakan kendaraan yang biasa dipakai oleh sebagian besar orang di republik ini. Kemudian juga permintaannya untuk naik pesawat komersial dan dengan menu nasgor alias nasi goreng menggambarkan begitu sederhananya seorang Paus, pemimpin umat Katolik dunia sekaligus Kepala Negara Vatikan. Orang besar yang memiliki kerendahan hati super besar.

Mengetahui kenyataan beliau hidup dengan satu paru-paru dan mengaitkan dengan semangatnya yang luar biasa ketika melakukan lawatan ke Asia dan Oseania memberikan sebuah teladan kepemimpinan yang sangat baik. Melampaui diri. Tak memikirkan hanya dirinya.

Senyumnya yang sangat tulus dan penuh welas asih kepada setiap orang yang dijumpainya bak mantra yang sungguh meluluhkan hati. Menggambarkannya dalam kata-kata tidak akan ada kata cukup. Paus Fransiskus membagikan dirinya untuk sesama secara nyata. Berbagi hidup dengan semua lapisan masyarakat tanpa terkecuali.

Faith, Fraternity, Compassion, bukan hanya tagline belaka dalam lawatan ini. Begitu banyak kenyataan yang hadir secara nyata melalui dirinya. Keberadaannya menghadirkan bukti iman, persaudaraan, dan cinta kasihnya yang besar bagi sesama. Paus membuktikan kepemimpinan yang berpihak pada yang miskin. Solidaritas yang ditunjukkannya membuktikan itu.

Terima kasih, Paus Fransiskus untuk semua kebaikan dan teladanmu. Berharap semarak kedatanganmu bukan hanya berhenti dalam kekaguman tetapi mengubah paradigma dan menjadi perilaku yang menetap serta dihidupi oleh saya dan kami semua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun