Evaluasi aktivitas terapeutik Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) merupakan salah satu tahapan penting dalam sebuah intervensi terapi psikologis. Evaluasi menjadi salah satu inidikator penting pencapaian perkembangan mereka  Dari sinilah program terapeutik dibuat. Evaluasi ini adalah pijakan yang penting dalam menyusun program aktivitas terapi bagi ABK.
Dalam evaluasi terapeutik dibutuhkan kerjasama dari berbagai pihak dimana Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) itu berkehidupan. Orang tua, Guru, Dokter, dan Terapis, atau pihak-pihak lain yang memang terkait adalah pihak-pihak yang selayaknya memberikan laporan evaluasi perkembangan terapeutik untuk anak-anak tersebut.
Begitu banyak faktor yang ditengarai memengaruhi keberhasilan sebuah intervensi terapi. Proses perjalanan terapi ibarat seorang pendaki gunung yang terus harus melangkah untuk dapatkan view sunrise di puncak gunung yang alamnya nan eksotis. Imajinasi (bayangan) akan indah dan ‘seksinya’ pemandangan di atas dapat memberikan harapan dan daya besar dalam memecut semangat pendaki untuk tetap melangkah mencapai tujuannya!
Tidak mudah, tidak seenak kita bicara memang! Begitu gampang untuk diucapkan, dikonsepkan, tetapi butuh perjuangan panjang, lama, melelahkan, kadang bercampur air mata, sedikit guling-guling karena memeras dan melibatkan emosi juga. Menghadapi lingkungan yang tidak selalu sejalan dengan tujuan kita, tentu merupakan sebuah tantangan tersendiri.
Terkadang butuh speed cepat dalam mendorong motivasi seseorang, tetapi di sisi lain, rem juga penting agar ‘gak nyungsruk’! Seni melihat kapan waktunya mendorong atau kapan waktunya menginjak rem memang butuh dilatih terus menerus sehingga peka. Sebagai seorang fasilitator pendampingan pendidikan untuk ABK, sangat tidak mudah menyikapi hal ini.
Balik lagi ke soal evaluasi terapeutik anak-anak tersebut. Apakah evaluasi dipastikan selalu mulus layaknya jalan tol? Apakah evaluasi terapeutik selalu menampilkan grafik keberhasilan? Jawabannya dipastikan, tidak! Tentu saja, buanyaak sekali faktor yang dapat memengaruhi keberhasilan-keberhasilan proses terapeutik yang terjadi.
Beberapa faktor ini ditengarai menjadi faktor yang bisa memengaruhi sebuah evaluasi perkembangan terapi atau intervensi psikologis terhadap Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) :
Konsistensi dan disiplin diri
Proses terapeutik butuh konsistensi dan disiplin diri. Sebagai contoh, seorang terapis Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) pernah menyebutkan kebutuhan terapi autisme sekitar 30-40 jam per minggu di luar assessment untuk anak yang dia damping. Bukan waktu yang sebentar. Â Melihat kenyataan ini maka dibutuhkan disiplin yang sangat tinggi untuk mencapai target dan menyelesaikan materi yang telah disusun dalam rangkaian program terapi.
Konsistensi dan disiplin diri wajib dibangun secara bersamaan. John C. Maxwell mengungkap beberapa cara untuk membangun self-dicipline, diantaranya adalah membangun diri terlebih dahulu. Langkah penting adalah dengan  memulai semua hal disiplin dari sendiri, lalu kita bisa memulai dari hal-hal kecil di kehidupan kita terlebih dahulu dan memulai sekarang juga (tidak perlu menunda), lakukan saja sekarang, bukan nanti atau tahun depan!
Keterlibatan orangtua
Salah satu indikator evaluasi terapeutik yang berhasil adalah keterlibatan penuh orangtua. Orangtua adalah faktor penentu penting dalam sebuah keberhasilan terapi. Jika orangtua lepas tangan dan tidak merasa peduli, maka sia-sialah semua.
Usia anak tidak bisa dipending, dia akan terus berjalan maju. Enak juga sih jika bisa dihentikan sementara untuk memperbaiki kondisi carut-marut orangtua, tapi sayangnya tidak bisa! Saya memiliki pengalaman dengan seorang ibu muda yang sangat tekun mendampingi putranya. 5 tahun lebih relasi terapeutik kami bangun sebagai orangtua dan terapis. Saya melihat ketekunan, kesabaran, ketangguhan, dan spirit yang tidak pernah padam dari ibu ini untuk mendampingi putra terkasihnya.