Mohon tunggu...
Yunita Kristanti Nur Indarsih
Yunita Kristanti Nur Indarsih Mohon Tunggu... Administrasi - Gratias - Best Spesific Interest - People Choice Kompasiana Award 2022

-semua karena anugerah-Nya-

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

4 Langkah Antisipatif Cegah Perundungan pada Anak Berkebutuhan Khusus dan Sekilas Mengenai Metode PECS

22 Februari 2022   07:00 Diperbarui: 18 Mei 2022   21:46 1859
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kegiatan yang membaurkan anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) dengan anak-anak normal atau nonABK, dapat melatih siswa saling membantu sehingga menghindari terjadinya bullying di sekolah.| Sumber: Dokumentasi Tanoto Foundation via Kompas.com

Seorang Ibu separuh baya terisak sambil mengatakan betapa bersyukurnya dia, karena ada layanan pendidikan untuk anaknya yang memiliki kondisi berkebutuhan khusus di tempat dia tinggal. Layanan tersebut tidak jauh dari rumahnya.

Layanan pendidikan rintisan itu sudah diharapkan begitu lama untuk gadis semata wayangnya. Ibu ini menceritakan pengalamannya seputar perjuangan mendapatkan layanan pendidikan bagi anaknya, bukan hal mudah ditambah dengan perlakuan diskriminasi yang ia dapatkan.

Ibu ini berkisah mengenai betapa sedihnya dia, mengetahui ketika anaknya tidak diperlakukan dengan baik beberapa tahun silam di sekolah tempat anak ini pernah belajar. Kata-kata bernada merendahkan sering dia terima. Pengucilan di lingkungan sosial tidak jarang dia dapatkan.

Kisah lain diungkapkan oleh seorang ibu muda yang juga memiliki anak berkebutuhan khusus. Suatu saat, anaknya pulang dengan uring-uringan. Anak ini berusaha menjelaskan dengan kemampuan kosakata minimnya pada sang ibu muda ini.

Usut punya usut si anak ini terkena perundungan dari kakak kelasnya. Tasnya menjadi sasaran keusilan dan sikap tidak menyenangkan kakak kelasnya. Konon, peristiwa itu pun dilakukan juga oleh kawan sekelasnya.

Kisah ketiga diceritakan oleh seorang Ibu, yang dikucilkan dan menerima perlakuan tidak adil dari beberapa orang di lingkungannya, karena memiliki anak yang cenderung 'berbeda'.

Perundungan pada anak-anak berkebutuhan khusus bukan hal yang aneh dan semakin marak. Memang nampak tidak bisa dimengerti, mengapa masih ada yang tega menyakiti mereka?

Sebuah data menyebutkan, potensi perundungan pada anak berkebutuhan khusus terjadi 2 atau 3 kali lebih banyak.

Pelaku akan cenderung menyerang individu yang lemah, yang tidak mampu membalas, yang memang di atas kertas dan faktual tidak akan mampu merespon perlakuan keji tersebut.

Berkaca dari kasus-kasus perundungan pada anak-anak berkebutuhan khusus ini, penting sekali memberikan edukasi berupa materi life skill pada mereka. Bekal materi yang memberikan sebuah pemahaman bahwa dunia tidak akan selalu manis kepada mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun