Aku tidak begitu percaya dengan intuisi, tetapi semakin meyakini, justru peristiwa-peristiwa itu muncul meneguhkan.Â
(Aku merencanakan singgah ke swalayan terdekat untuk membeli beberapa bahan masakan. Sup kacang merah kesukaan Anka, prioritasku.)
Superindo Urip Sumoharjo pukul 11.29 kala itu tidak terlalu ramai, kaki ini langsung bergerak cepat menuju ke area gerai sayur-mayur dan bumbu dapur yang relatif sepi pengunjung. Tak lama berselang , troli yang aku dorong telah hampir penuh.
Kasir swalayan dengan sigap dan ramah menyapaku saat aku pindahkan barang-barang belanjaanku ke meja kasir, "Selamat siang, mau menggunakan kardus dari kami atau sudah membawa tas belanja sendiri..?, kalimat tanya dengan nada bersahabat itu menyambutku. Aku lupa membawa tas belanja, karena rencana belanja tidak ada dalam schedule hari ini. Aku putuskan untuk membeli tas belanja yang disediakan di swalayan ini.
Ford Escape 2010 2,3 XLT Â 4x2 SUV berwarna hitam metalik melaju santai menuju rumah Ibu Sasanti, mobil pertama yang Mas Tama beli sejak bergabung dengan ConocoPhillips memang dengan sengaja ditinggalkan di rumah Ibu.Â
Mobil inilah yang diharapkan Mas Tama menjadi moda transportasi untuk Ibu Sasanti, walau ibu kami lebih suka naik becak, gunakan angkot, atau lebih memilih berjalan kaki bersama Tante Tabitha, rekan pelayanan di gerejanya untuk melakukan kegiatannya.
Sesampainya di rumah, aku langsung bergegas menuju dapur, sepi. Ibu Sasanti sedang ikut senam tera, senam pernafasan yang rutin dilakukannya bersama kelompok pelayanan gerejanya.Â
Sup Brenebon, perpaduan kacang merah dengan kaldu sapi yang khas rasa, dan aroma, wangi cengkeh, potongan daun bawang, dan seledri, juga sosis salah satu sisa kenangan baik saat Anka dan aku masih bersama.
Anka Adrian adalah seorang anak kelahiran Pulau Weh, Anka terlahir sebagai pengais bungsu dari lima bersaudara. Anka seorang taruna Angkatan Laut saat aku berkenalan dengannya, ketika itu aku adalah mahasiswa sekolah kedokteran semester awal.Â