Mohon tunggu...
Yunita Kristanti Nur Indarsih
Yunita Kristanti Nur Indarsih Mohon Tunggu... Administrasi - Gratias - Best Spesific Interest - People Choice Kompasiana Award 2022

-semua karena anugerah-Nya-

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Mengenal Teknik "Motivational Interviewing" untuk Menangani Perilaku Adiksi Gawai

1 Oktober 2021   08:17 Diperbarui: 1 Oktober 2021   10:32 4759
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selama kurun waktu 19 bulan ini penggunaan internet atau online meningkat 52℅, dibandingkan penggunaan internet sebelumnya. Disinyalir memunculkan juga perilaku adiksi terhadap internet. Ada sebuah teknik konseling bernama Motivational Interviewing (MI) yang direkomendasikan sebagai awal treatment perilaku adiksi ini. Apakah teknik konseling 'Motivational Interviewing' itu? 

Pandemi dan segala pernak-pernik yang mengikutinya menjadi pemicu lahirnya banyak perilaku, baik positif maupun sebaliknya. 

Perilaku baru yang muncul menjadi sebuah dampak dari gaya hidup yang dilakoni pada masa pandemi ini, salah satunya adalah perilaku menggunakan gawai (internet) yang membentuk pola perilaku adiksi yang dalam konteks ini cenderung negatif. 

Perilaku adiksi yang dimaksud disini adalah memantau, menggunakan gawai sepanjang waktu untuk memberi kepuasan terhadap si individu, dan hal itu berlangsung secara berkelanjutan. 

Perlu dicatat, penggunaan gawai yang dimaksud disini adalah penggunaan gawai dengan tujuan memuaskan diri tanpa batas dan merusak sebagian besar fungsi pada banyak domain si individu tersebut. 

Tentu harus diupayakan sedemikian rupa untuk menangani perilaku adiksi yang akan berpotensi merusak fungsi-fungsi individu tersebut. Konseling digunakan sebagai awal upaya treatment dalam menangani masalah-masalah adiksi tersebut. 

Salah satu metode yang banyak direkomendasikan bagi individu dengan perilaku adiksi pada gawai (internet) adalah teknik konseling dengan menggunakan Motivational Interviewing. 

Teknik Motivational Interviewing adalah sebuah teknik yang dikembangkan oleh Miller dan yang kemudian dielaborasikan oleh Miller dan Rollnick di tahun 1991.

Mengapa teknik ini direkomendasikan untuk rujukan dalam menangani perilaku adiksi gawai (internet) ? 

Individu yang mengalami adiksi terhadap sesuatu, entah narkoba  gawai, pornografi sering merasa kesulitan untuk meninggalkan  perilaku adiksinya tersebut. Hal itu ditengarai karena minimnya motivasi untuk berubah. 

Teknik konseling yang menitikberatkan pada teknik wawancara motivasi ini bertujuan untuk mengarahkan konseli kepada motivasi untuk berubah dari perilaku yang merusak tersebut dengan cara mengeksplorasi dan menyelesaikan ambivalensi. Konseli diarahkan konselor secara bertahap untuk fokus pada pemecahan masalah dan memaksimalkan potensi.

4 (empat) prinsip pada teknik konseling 'Motivational Interviewing':

1. Empati

Konselor menunjukkan empati kepada konseli, dengan arti bahwa konselor menggunakan kacamata (sudut pandang) konseli dalam memahami masalah yang dihadapi oleh konseli. Melalui pemahaman ini, konseli lebih mudah mengutarakan masalah yang dihadapinya. 

2. Disparensi

Konselor berusaha untuk mengarahkan konseli pada perbedaan antara perilaku yang mereka miliki saat ini dengan tujuan untuk masa yang bahkan datang. Konseli diarahkan untuk memahami bahwa ada perilaku yang harus diubah secara sadar dan dengan keputusannya sendiri. 

Dalam konteks ini, konseli diarahkan untuk melihat perilaku adiksinya pada gawai. Ada kesenjangan bahwa perilaku saat ini dan tujuan untuk masa yang akan datang tidak sejalan, maka dibutuhkan pemahaman untuk menyadari dan menentukan langkah untuk pembenahan dari dalam diri konseli itu sendiri. 

3. Resistensi

Teknik ini bukan ingin berkonfrontasi dengan resistensi tetapi konselor diharapkan bisa mengeksplorasi lebih jauh diri konseli guna mengembangkan solusi yang mereka putuskan sendiri secara sadar (solusi datang dari diri konseli). 

Sudut pandang yang mereka miliki harus tereksplorasi oleh konselor bukan justru melawannya, dan akhirnya dengan kesadaran mereka sendiri melahirkan solusi yang akan mereka lakukan sesuai dengan kesadaran dan tanggung jawabnya sendiri. 

4. Efikasi Diri

Hal ini berarti bahwa, konselor meyakinkan konseli bahwa mereka bisa membuat perubahan baik mengenai perilakunya tersebut. Keyakinan untuk bisa berubah dari dalam sendiri menjadi kunci penting teknik konseling ini. 

Dorongan ini akan memotivasi konseli lebih baik lagi dalam memaknai sebuah masalah. Semakin besar keyakinan mereka untuk berubah, maka semakin besar juga kemungkinan untuk mengubah perilakunya dengan solusi yang mereka 'sepakati' sendiri secara sadar. 

Perilaku adiksi merupakan satu kasus yang bisa ditangani dengan teknik ini. Konseli diminta memunculkan pemahaman bahwa ini harus diubah. 

Dari tahapan itu kita bisa mengarahkan solusi yang mungkin dapat dilakukan untuk mereduksi perilaku secara bertahap dan rasional dilakukan oleh konseli. 

Konselor tidak diperkenankan memberikan jalan keluar yang memaksa konseli karena akan membawa pada kondisi 'mental block'. 

Penekanan teknik ini memang pada kesadaran, bahwa solusi yang dibuat sendiri oleh konseli akan diperkuat oleh keyakinan mampu oleh konseli sehingga keputusan untuk berubah benar-benar berasal dari motivasi internal konseli. 

Semoga bermanfaat. 

Referensi : Mulawarman (ed.). (2020), Problematika Penggunaan Internet : Konsep, Dampak, dan Strategi Penanganannya, Penerbit Kencana, Jakarta. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun