Tentu bukan hal yang mudah bagi Stevi dalam melakoni praktek kawin kontrak semacam ini. Bila dikaji lebih dalam maka pertimbangan ekonomi tentu bukan segalanya. Banyak sekali hal yang tidak bisa diterima secara akal sehat. Banyak duka dan negatifnya, bahkan. Bagaimana dengan kehidupan anak perempuan yang dilahirkan dalam situasi tersebut? Bukan saja aspek ekonominya, tetapi bagaimana dengan aspek legalitas, psikologis, sosial sang anak kelak? Lalu, bagaimana dengan dampak psikis, emosi, juga sosial yang akan dirasakan oleh perempuan-perempuan seperti Stevi?
Hal-hal di atas layak menjadi sebuah pertimbangan terkait keputusan menjalani kawin kontrak dengan WNA. Membenturkan masalah ini dengan pertimbangan ekonomi – prestise saja tidaklah bijak.
Edukasi pada perempuan di daerah-daerah potensial dilakukannya kawin kontrak memang terus digencarkan. Banyak sekali hal yang harus diperhatikan dan dipertimbangakan terkait praktek kawin kontrak. Payung hukum yang jelas seharusnya dipikirkan, terutama bagi keturunan dari pasangan yang menjalankan kawin kontrak dengan WNA.
Self esteem seorang perempuan menjadi sasaran bidikan jitu yang harus ditembak. Membangun konsep diri positif menjadi sebuah hal krusial dalam memberikan edukasi bagi mereka.
Semoga bermanfaat.
Catatan :
Self Esteem adalah cara pandang individu atau cara seseorang dalam memandang value (nilai) yang ada dalam dirinya.
Referensi : satu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H