"Bu, anak saya bosan sekolah! Katanya sudah capek!"
"Bu, anak saya sudah mogok sekolah. Sudah 3 minggu ini."
Bu, saya akan keluarkan anak saya. Anak saya tidak cocok dengan metode sekolah ini. Saya ingin anak saya juga fun, gak terbeban dengan segala tugas sekolahnya...! Kalo masih disini saya yakin dia akan seperti ini terus."
Tiga percakapan mengenai topik seputar sekolah di atas menjadi percakapan yang biasa saya temui saat masih aktif menjadi konselor pendidikan di tempat saya bekerja dulu.Â
Problematika seputar sekolah selalu ada. Sekolah itu penting gak sih? Kalo penting, penting untuk siapa?Â
Sekolah itu apa sih sebenarnya? Dalam KBBI, sekolah memiliki arti (1) bangunan atau lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat menerima dan memberi pelajaran (menurut tingkatannya - dasar, lanjutan, tinggi; menurut jurusannya - dagang, teknik, guru, dll); (2) waktu atau pertemuan ketika murid diberi pelajaran; (3)usaha menuntut kepandaian- ilmu pengetahuan, pelajaran, pengajaran.
Begitu luasnya arti sekolah, lalu apakah kita sebagai orang tua telah tepat memaknai arti sekolah bagi anak-anak kita?Â
Apakah kita justru cenderung masih salah kaprah terhadap makna sekolah hingga kini? Apakah sekolah merupakan alat prestise saja bagi kita? Apakah justru sekolah menjadi sebuah sarana politik untuk mengendalikan anak-anak kita? Apakah sekolah merupakan ajang mengumpulkan titel, sehingga lebih gagah? Apakah sebaliknya, kita gak pernah punya dasar kenapa kita harus sekolah?
Pertanyaan reflektif di atas juga buat saya, tenang saja. Ada sejumlah petikan-petikan keresahan yang akhir-akhir ini muncul. Peran sekolah (bukan dalam arti bangunan) tentu besar. Sekolah adalah alam ini dalam arti luas, tentunya. Tak terbatas ruang dan waktu.
Apakah kita pernah berpikir untuk apa sebenarnya sekolah? Saya sering melakukan refleksi pada siswa-siswa remaja dulu. Saat berada di ruangan Bimbingan Konseling, saya sering bertanya mengenai arti dan makna sekolah bagi mereka? Kenapa mereka sekolah? Seberapa penting sekolah bagi mereka? Apa efeknya kalo gak sekolah? Dan seterusnya.