Bulan Ramadan merupakan bulan yang memiliki arti khusus bagi saya terkait lantunan doa untuk sahabat baik.
Bagi saya yang memiliki kehidupan masa kecil hingga remaja di sebuah kota yang mayoritas penduduknya adalah umat muslim, tentu rangkaian ibadah di bulan penuh berkah ini cukup melekat kuat dalam memori.
Kawan-kawan saya di masa kecil kerap menceritakan pengalaman-pengalaman puasa pertama mereka. Pengalaman menemani beberapa kawan ngabuburit juga jadi bagian kehidupan yang tidak bisa dilupakan begitu saja, assik banget kalo inget hal ini.
Menu-menu lezat hidangan buka puasa juga sering memenuhi meja makan di rumah kami kala itu, kiriman dari para tetangga. Saat kawan saya melakukan ibadah sholat tarawih, saya juga menunggu hingga mereka selesai dan kemudian kami melanjutkan lagi sesi belajar bersama di rumah. Banyak sekali kenangan baik yang memberikan wawasan syukur  pada saya.
Kehidupan keragaman yang saya dapatkan di masa kecil cukup membuat saya memiliki bekal untuk melanjutkan kehidupan di masa kini dengan menjunjung tinggi penghargaan terhadap teman-teman umat beragama lain.
Sebuah kisah yang saya ingat saat itu adalah, saya mengirimkan doa agar kawan-kawan saya yang sedang melakukan ibadah puasa bisa menunaikan ibadah puasanya hingga tuntas. Memang motivasi kawan-kawan saat itu belum murni karena ibadah secara ideal, tetapi memang ada iming-iming hadiah jika bisa menyelesaikan puasa 1 bulan penuh. Sebagian kawan akan mendapatkan hadiah-hadiah dari orang tua mereka. Wajarlah, karena kami masih duduk di bangku sekolah dasar saat itu. Salah satu daya tarik adalah hadiah, sehingga orang tua kawan menggunakan cara ini untuk melatih kawan-kawan saya untuk melakukan ibadah puasa saat itu.
Saya mengenal betul istilah puasa beduk, dan puasa maghrib. Puasa beduk adalah puasa yang akan dituntaskan ketika kawan-kawan saya ini menyelesaikan ibadah puasanya saat siang hari di pukul 12 atau setelah sholat dhuhur. Puasa maghrib adalah puasa yang akan dituntaskan ketika kawan-kawan saya dapat menyelesaikan ibadah puasa secara penuh.
Begitu menyenangkan memang kenangan akan masa kecil saya yang terkait dengan pelaksanaan ibadah puasa ini. Sangat ramai dan rukun kala itu. Kami tidak pernah berselisih paham mengenai keyakinan kami. Kami bermain satu sama lain dengan membaur kala itu tanpa membedakan latar belakang kami. Jika ada masalah karena SARA, pasti itu tidak akan menjadi besar, murni karena ketidaktahuan.
Bulan ramadan kali ini, yaitu di tahun 2021, saya akan memohon doa pada Tuhan, agar kerukunan akan keberagaman itu tetap terpelihara.
Berharap penuh doa ini akan terwujud di negara yang terkenal akan keramahan dan kekayaan alam serta budayanya.
Doaku untuk Indonesiaku.