Dengan hadirnya layanan satu pintu yang gak terlalu ribet dan rempong ini, sangat memungkinkan pelaku-pelaku usaha terhindar dari pungli, yang dilakukan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab.
Geliat ekonomi melalui UMKM di tengah masyarakat menjadi oase segar. Hal ini merupakan sebuah upaya pemerintah dan warga untuk bisa menjadi MULIA di negeri sendiri!
Saya akan berbagi kisah sedikit mengenai birokrasi yang terkadang njimet itu! Tapi puji syukur pada Tuhan, saya justru mengalami hal-hal baik di lapangan. Mungkin dulu kita akan kesulitan jika ingin menghadap para pejabat di lingkungan pemerintahan.
Saat saya berkunjung ke Dinas Koperasi dan UMK Salatiga yang berada di jalan Dipomenggolo, Pulutan, Salatiga dengan maksud bertemu salah seorang pegawa PPKL yang sudah sangat akrab memberikan informasi dan pengarahan di kelompok UMK Kecamatan kami, yang bernama Mas Andika Dwiarta P, S.Sos, kesan ramah dan hangat saya dapatkan. Gak ada kesan jaim atau berjarak!
Bukan berhenti di hal itu saja, Mas Andika sangat spontan ketika saya telah selesai menjelaskan beberapa tujuan saya datang langsung ke dinas, beliau langsung menyodorkan tawaran bertemu langsung dengan Kepala Bidang UMK yang dijabat oleh Bapak Muh. Wahyudi Joko Satoto,SE. jadilah saya bertemu beliau dengan diskusi yang sangat asik, jelas, dan hangat.
Semua informasi saya dapat dengan jelas dan tanpa jarak yang berarti. Saya ingat betul Pak Kabid, yang biasa disapa Pak Yudi tersebut akan segera memimpin sebuah rapat hari itu. Dia melayani diskusi saya dengan sangat sabar. Saya juga sempat berfoto ria, dan tetap dengan keramahan mereka sebagai personil yang mengawal geliat UMK Salatiga itu melayani warganya. Tak ada hal yang terkesan ditutupi, semua berjalan sebagaimana mestinya, layaknya seorang pemimpin yang melayani masyarakat. Tak ada protokoler kaku yang cenderung berjarak disana!
Pemandangan seperti ini tidak pernah saya alami sebelumnya. Terlepas dari Kota Salatiga yang mendapatkan predikat sebagai kota paling toleran Indonesia yang dirilis oleh Setara Institute. Di beberapa  lini pemerintahan saya pun pernah berhubungan dengan mereka, ini terkait perijinan bertemu pejabat. Seperti pengalaman saat saya mengawal siswa SMP saat masa jeda semester untuk bertemu Walikota Salatiga. Perijinan yang mepet pun dilayani dengan sangat ramah. Alhasil anak-anak bisa mendapat edukasi dari Bapak Sekda Salatiga saat itu.
Pejabat pemerintah yang notabene wakil rakyat semestinya dan sudah selayaknya melayani warga dengan maksimal. Dan saya menjadi sebuah bukti bahwa pemerintah melakukan perubahan-perubahan esensial di titik-titik vital, terutama yang berkaitan dengan sistem layanan dan birokrasi.
Terkait geliat ekonomi di kalangan warga yang berhubungan dengan pengembangan UMKM, Dinas Koperasi dan UMK Salatiga menggelar banyak sekali pembinaan dan program. Salah satu yang familiar di telinga saya adalah Program Nglarisi Tonggo!
Hal ini terlihat remeh, tetapi sangat membantu ekonomi warga. Sesama pengusaha saling membeli dagangan masing-masing atau juga bisa dengan menjadi mitra dan menawarkan dagangan rekan-rekan yang lain.
Solidaritas warga yang sangat tinggi dan kerjasama yang baik dari dinas terkait menjadi sebuah sumber kekuatan tersendiri dalam membangkitkan ekonomi masyarakat. Maka pelaku usaha lokal tidak mustahil akan MULIA di negerinya sendiri.