Corrie ten Boom, seorang wanita inspiratif yang memilih untuk memberi pengampunan kepada penjaga paling kejam di kamp konsentrasi Ravensbruck saat pendudukan NAZI, dimana penjaga kamp tersebut melihat dirinya dan adiknya, Betsie berjalan telanjang!
Corrie terlahir dengan nama Cornelia Arnolda Johanna ten Boom pada tahun 1892 di Belanda. Dia merupakan keluarga pembuat jam di negara itu.
Corrie merupakan wanita inspiratif yang melampui pikiran orang kebanyakan. Apa sebutan kekinian yang menggambarkan berlebihan? Ya benar, alay! Tetapi jika Corrie tidak alay, tidak akan ada kisah inspiratif yang menguatkan wanita-wanita yang mengalami kekerasan, yang mengalami ketidakadilan untuk berdamai dengan luka-lukanya. Corrie, memberi pengaruh baik pada masalah-masalah seputar pemulihan luka batin.
Sering kali kisah-kisah inspiratif yang menggugah rasa serta pikiran, pasti melampaui hal yang biasa-biasa saja. Harus berlebihan (yang positif) untuk memberikan sebuah keteladanan!
Corrie mewarisi darah sosial dan kedermawanan yang tinggi dari leluhurnya. Keluarganya selalu ada bagi mereka yang membutuhkan. Kakeknya, Willem mendirikan toko pembuat jam yang terletak di Haarlem. Toko tersebut akhirnya diwariskan pada Corrie.
Corrie bukan hanya terlahir sebagai wanita dermawan, dia juga seorang pengrajin jam. Disebutkan dalam sebuah catatan, dia merupakan wanita pertama berkebangsaan Belanda yang menjadi pembuat jam.
Corrie juga seorang wanita berani dan penuh kasih. Dalam kacamata saya, Corrie tidak memikirkan dirinya sendiri. Bagaimana tidak? Dia dan keluarganya membantu banyak orang Yahudi melarikan diri dari NAZI. Corrie membuat satu ruang perlindungan bagi orang-orang Yahudi tersebut. Peluang ditangkap oleh tentara NAZI yang bercokol di Belanda sangat besar karena melindungi banyak orang Yahudi yang melarikan diri. Corrie merancang ruang perlindungan yang memiliki ukuran 2,5 meter x 0,70 meter bagi mereka di toko jam milik keluarga Boom.
Orang-orang tersebut akan disembunyikan dalam ruangan itu hingga bisa mengungsi ke tempat yang lebih aman. Aktivitas Corrie ini melibatkan kurang lebih 80 orang untuk membantu melindungi orang-orang tersebut. Kelompok Corrie memiliki komitmen untuk membantu mencari rumah-rumah pengungsi di Belanda.
Hingga suatu saat, sepak terjang Corrie dan kelompoknya itu tercium dan diketahui oleh tentara NAZI. Mereka membawa Corrie dan keluarga ke kamp konsentrasi Ravensbruck.
Jebakan seorang pria yang berpura-pura sebagai keturunan Yahudi yang meminta bantuan Corrie untuk bersembunyi di tokonya membuat Corrie harus menderita di Ravensbruck. Pria yang menjebaknya melaporkan kegiatan Corrie dan keluarganya kepada polisi rahasia NAZI saat itu (Gestapo).