Selamat ulang tahun ke-12, Kompasiana.
Sugeng ambal warso kaping kalih welas, Kompasiana..
Saya telah mengenal dan membaca Kompasiana melalui Koran Kompas sejak tahun 2010.
Berkesempatan untuk bergabung sejak 7 bulan lalu. Terinspirasi dari seorang rekan kerja yang telah lebih dulu bergabung dengan Kompasiana, dengan tulisannya seputar pendidikan dan masalah sosial yang bernas bernama Kris Wantoro.
Saat bekerja dari rumah diberlakukan oleh pemerintah Republik Indonesia, karena pandemi Covid-19, hal itu berimbas pada banyak orang termasuk saya.
Pengaturan waktu dan kebiasaan-kebiasaan lama nyaris hampir semua berubah.
Memang seratus persen bersyukur sejak awal. Tuhan pasti membuat semua baik, saya yakin, tetapi tidak dipungkiri sebagai manusia biasa, kelimpungan juga menghadapi kebiasaan baru yang seolah harus dipaksakan itu. Saya mengalami stress beberapa saat.
Kompasiana menjadi sebuah oase yang menyegarkan buat saya pribadi. Saat itu masa dimana saya seperti mendapat durian runtuh. Tidak banyak orang tahu kisah ini.
Masa-masa itu adalah masa-masa penyesuaian  diri pada sebuah episode hidup saya. Masa-masa dimana saya sempat merasa seperti kehilangan tujuan hidup.
Menulis di Kompasiana menjadi sebuah obat akan penemuan tujuan hidup, dan jati diri saya. Kompasiana menjadi sebuah media katarsis. Dengan menulis di Kompasiana, saya merasa menemukan sebuah passion kembali. Cinta dalam hidup dan berbagi dalam dunia menulis. Ada gairah baru dimana semangat hidup kembali membuncah. Terima kasih, Tuhan. Terima kasih, Kompasiana. Terima kasih, rekan Kompasianer.