Apakah Anda punya pengalaman mendampingi seseorang yang mengalami kecanduan game online?
Saat itu tahun 2009, dimana saya memiliki kesempatan belajar di sebuah kampus di Yogyakarta. Saya berjumpa dengan seorang Bapak A yang juga menjadi rekan belajar saya di fakultas yang sama.
Pada sebuah kesempatan kami masing-masing menceritakan alasan kami mengambil konsentrasi studi di fakultas tersebut. Tiba giliran sang Bapak A menceritakan alasan yang menjadi latar belakangnya sekolah di Kota Yogyakarta.Â
Menemani anak yang sedang mengambil kuliah merupakan alasannya, ditambah dengan kalimat berikutnya, yang ternyata sang anak mengalami kecanduan game online yang mengakibatkan kuliahnya berantakan dan yang akhirnya membawa sang Ayah harus mendampingi kehidupan sang anak.
Pengalaman orang tua yang lain, harus meninggalkan pekerjaan demi mendampingi putranya yang bersekolah di kota lain yang terancam drop out dari sekolah karena alasan yang sama, kecanduan game online.
Satu pengalaman lagi, seorang anak mengalami pengabaian ketika orang tuanya mengalami adiksi game online sehingga berakibat konflik relasi antara ayah dan anak.
Beragam pengalaman tersebut memang merujuk pada betapa hebat kekuatan kecanduan game online dalam mempengaruhi kehidupan si pecandu dan lingkungannya.
Akibat-akibat yang disebabkan karena kecanduan game online juga sangat beragam. Mulai efek yang ditimbulkan secara jangka pendek hingga jangka panjang yang kemudian bisa menetap sebagai perilaku yang merusak. Contoh efek  yang ditimbulkan kecanduan game online ini dilansir dari laman Kompas.com (21/12/2019). Bentuk perilaku membolos hingga tega membunuh dijelaskan disini menjadi efek yang ditimbulkan oleh kecanduan game online.
Seorang pakar di dunia konseling bernama Pdt. Dr. Julianto Simandjuntak, M.Div, M.Si, menjelaskan akar dari timbulnya kecanduan game online, karena "keringnya" bonding di antara unit-unit keluarga. Kurangnya bonding membuat anak mencari kesibukan karena kesepian, dengan bermain game online secara terus menerus.