Merujuk pengalaman siswi tadi, jelaslah pendidikan yang berkiblat pada budaya skor nilai tanpa mempedulikan nilai kejujuran menjadi lebih besar penekanannya.
Budaya kejujuran bisa dihidupkan dengan menerapkan pada sebuah sistem keluarga. Prinsip "niteni", "nirokke", dan "nambai" ini menjadi sebuah proses penanaman nilai-nilai karakter yang penting. Perlu kerja sama dengan orangtua di rumah bahwa mengedepankan prinsip kejujuran dalam proses pendidikan menjadi sebuah harga mati.Â
Arti penting keteladanan dalam menanamkan nilai-nilai karakter menjadi sebuah persoalan yang harus diperhatikan bersama dalam lingkup keluarga, mengingat saat ini dengan metode Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), siswa-siswi berada dalam pengawasan orangtua secara penuh, khususnya bagi siswa dan siswi dalam jenjang yang masih membutuhkan pendampingan orangtua.
Sebuah kesepakatan dalam sebuah sistem keluarga harus ada, agar pendidikan karakter bisa sejalan dengan proses pendidikan akademis yang berlangsung.
Tuntutan orangtua terhadap skor nilai yang tinggi tanpa mendasari dengan karakter-karakter yang baik akan membuat anak menghalalkan segala cara untuk mendapatkan skor nilai setinggi mungkin.
Celah ini akan terus berkembang menjadi sebuah kebiasaan yang membudaya pada diri si anakÂ
Budaya kejujuran menjadi hal penting yang harus ditanamkan dan menjadi dasar bagi anak dalam rentang pendidikannya.
Pendidikan dan kebudayaan harus selalu bergandengan tangan, agar tujuan pendidikan yang akan dicapai bisa seiring-sejalan.
Makna pendidikan yang sedang dijalankan oleh anak-anak kita saat ini, bukan hanya sekedar skor nilai yang nantinya akan dicetak pada laporan akhir semester dalam bentuk rapor saja tetapi sejatinya adalah bangunan kepribadian yang terbentuk pada anak-anak kita kelak.
Peran mereka dalam mewarnai keluarga dan masyarakat kelak menjadi hal penting di atas skor nilai tes akademik mereka
Menciptakan atmosfer yang mendukung terciptanya nilai-nilai karakter anak-anak kita merupakan sebuah tugas yang tak mudah, tetapi harus dilakukan.Â