Lihat di sekeliling Anda, apakah ada orang-orang yang jika tertawa, suaranya sangat keras membahana badai?
Atau adakah orang-orang di sekeliling Anda yang sering bersuara keras dalam berbicara padahal jika mendengarkan kanal YouTube menggunakan headset di kepalanya?
Atau mungkinkah ada orang-orang di sekeliling Anda walau dalam keadaan sepi, saat menelepon seseorang suaranya mendadak keras seolah dia ingin mengatakan bahwa, “Aku sedang telepon, lho...."?
Atau yang sering update status apapun peristiwanya di media sosial? Curcol tiap detik di media sosial meskipun hal itu adalah hal yang private?
Membuka dan menutup pintu dengan sangat keras, semua benda-benda yang dipegangnya seolah sebuah media untuk meluapkan amarah dalam diri dan akhirnya benda-benda itu menjadi rusak karena perilakunya.
Apakah ada fenomena-fenomena serupa yang terjadi di lingkungan Anda, yang sebenarnya mereka justru membutuhkan perhatian dari kita karena lack of attention.
Gejala-gejala yang disebutkan di atas merupakan sebuah gejala kesepian dan ingin mendapatkan pemuasan akan kebutuhan perhatian dari orang di sekitar dalam alam bawah sadarnya.
Orang-orang demikian adalah orang yang secara tidak sadar memproyeksikan dirinya dengan topeng-topeng semu, sehingga mendapatkan sebuah katarsis dan “perasaan nyaman” yang fana.
Mereka sering merepres (menekan)perasaan-perasaan sebagai perwujudan emosi yang dialaminya dengan cara-cara yang berkebalikan dengan emosi yang dirasakannya.
Apakah mereka perlu dibantu? Ya, mereka membutuhkan uluran kasih kita.