2. Hindari daerah ramai.
Syarat utama daerah tujuan adalah zona hijau, tetapi karena OTG (Orang Tanpa gejala) pun dimungkinkan banyak yang berkeliaran, maka syarat pembatasan sosial dan fisik tetap dikedepankan. Pilihlah tempat-tempat dengan nuansa sepi dan minim pengunjung.
3. Siapkan stamina.
Dulu ketika sebelum pandemi, berwisata merupakan sesuatu yang digunakan untuk melepas kepenatan dari sejumlah rutinitas yang melelahkan. Kini saat pandemi berlelah untuk mempersiapkan stamina dengan vitamin dan tubuh yang fit. Pastikan saat pergi dan pulang, tubuh kita dalam kondisi yang sehat.
4. Pilih perjalanan pendek.
Mengingat kondisi yang mengharuskan stamina tubuh prima, maka lebih baik memilih daerah-daerah yang dekat saja, sehingga tidak menguras energi. Bila tidak memungkinkan, lebih baik berwisata dengan keluarga di rumah, hingga kondisi memungkinkan. Toh, banyak hal bermanfaat yang bisa dilakukan bersama.
5. Jangan malas, Â jalankan protokol kesehatan dengan ketat.
Kebersihan tubuh tetap menjadi prioritas. Masker, face shield, baju berlengan panjang, hand sanitizer, sabun cuci tangan, sejumlah vitamin (herbal atau non herbal), merupakan perlengkapan wajib yang tidak boleh dilupakan.Â
6. Hindari perasaan ketakutan yang berlebihan.
Panduan ini bukan berarti melonggarkan tata cara  hadapi perilaku adaptasi yang baru ini. Maksudnya lebih kepada, membiasakan diri dengan kondisi yang ada, tetapi tetap dengan kebiasaan bersih (menjalankan protokol kesehatan). Gak akan fun juga wisata yang dilakukan jika kita terlalu parno*. Jika ketakutan berlebihan masih juga melanda, lebih baik bikin konsep wisata camping di rumah saja dengan keluarga, hehehe..
Wisata akan lebih bermakna jika melakukannya dengan keluarga. Khusus di masa pandemi ini, pertimbangkan dengan matang jika ada anggota keluarga yang rentan terpapar, urungkan dahulu. Semisal kita masih memiliki anak-anak yang masih kecil, atau hidup dengan anggota keluarga yang telah lanjut usia. Lebih baik tunda hingga memungkinkan.