Mohon tunggu...
Yunita Kristanti Nur Indarsih
Yunita Kristanti Nur Indarsih Mohon Tunggu... Administrasi - Gratias - Best Spesific Interest - People Choice Kompasiana Award 2022

-semua karena anugerah-Nya-

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Surat Refleksi #IndonesiaTerserah

20 Mei 2020   19:15 Diperbarui: 20 Mei 2020   19:33 421
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selamat jalan dokter Boedhi Harsono.

Selamat jalan perawat Ari Puspita Sari.

Membaca laman Kompas.com (20/05/2020) sore ini, tertera nama dokter dan seorang perawat di Surabaya yang diberitakan meninggal dunia terkait Covid- 19.

Terlepas dari meninggal dunia ataupun berakhirnya hidup seseorang, merupakan sebuah kehendak Yang Maha Kuasa, dengan segenap hati, saya mengucapkan terima kasih untuk pengabdian dokter dan perawat Ari, juga segenap tim medis di seluruh Indonesia, yang mau berkorban, jiwa serta raga bagi kami semua.

Banyak sudah bukti..

Pengorbanan kalian semua, menjadi akhir dari episode perjalanan hidup kalian di dunia ini. Pengorbanan kalian, memisahkan kita, dan membawa kalian semua ke alam yang memang lebih dapat memeluk kalian dalam damaiNya, iringan linangan air mata keluarga kalian, sebetulnya sebagai tanda tak siap dan tak rela. Mereka sedih, tidak bisa mengadakan prosesi pemakaman secara layak, karena tidak bisa menghadiri bahkan mungkin, ada keluarga kalian, yang sedang berjuang untuk menyembuhkan diri dari jerat virus yang satu ini.

Kalian Pahlawan Bangsa..

Menanggapi #Indonesia Terserah, saya ikut prihatin, maafkan sikap dan perilaku kami yang masih cenderung abai, bahkan egois. Kami sering lupa, keputusan kami untuk melepaskan diri dari jerat physical distancing, atau karantina, menjadi sebuah senjata yang ampuh untuk "membunuh" kalian.

Kami juga sering tak kuasa, menahan nafsu kami, untuk berdesak-desakkan, membeli "keinginan" yang mungkin masih bisa ditunda, sebenarnya.

Kami terus memakai tameng, bahwa hidup dan mati kami di tangan Tuhan, tanpa memikirkan kalian yang telah lelah, yang sudah ingin bertemu keluarga, yang rindu sekali berbagi rasa menceritakan susah-payahnya kalian dalam menyelamatkan hidup pasien kepada kolega dan kerabat.

Kami lupa, bahwa kalian juga manusia, yang punya rasa capek, jenuh, rindu, stress kerja, jengkel, khawatir, bahkan putus asa, dan segudang rasa lain yang wajar dimiliki oleh sesosok manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun