pandemi merupakan pembelajaran 'maha guna' untuk hampir seluruh negara di dunia. Sebut saja, negara asal virus corona ini, China dengan kasus positif corona sebesar 81. 285 jiwa, Italia dengan kasus positif corona di kisaran angka lebih dari 80.000 jiwa dengan angka kematian lebih dari 9.000 jiwa.
Penetapan WHO untuk wabah Covid- 19 sebagaiAmerika Serikat yang populer disebut sebagai negara adidaya, bahkan memiliki kasus positif corona 81.231 jiwa dengan angka kematian 1.178 jiwa. (Liputan 6.com).
Negara Spanyol juga merupakan salah satu negara dengan korban tewas terbanyak karena Covid- 19 ini, seperti yang dilansir dalam laman detik.com. Sungguh beberapa waktu ini benar-benar menjadi hari-hari yang dipenuhi kemuraman dan kesedihan dengan kematian banyak jiwa di dunia.
Bagaimana dengan Indonesia? Sejak ditetapkannya kasus Covid- 19 ini sebagai  bencana non alam dengan status darurat, Indonesia pun tak luput dari hingar - bingarnya masalah pandemi ini. 1.046 kasus positif corona dengan 87 jiwa meninggal dunia.
Evaluasi penanganan bencana non alam harus segera dibuat. Sebagaimana wabah Covid- 19 telah ditetapkan sebagai bencana non alam oleh pemerintah via keterangan BNPB. Hal ini juga telah diatur di dalam produk perundangan pada UU No. 24 Tahun 2007.
Masalah mitigasi bencana non alam dalam klasifikasi penyakit menular ini penting untuk dikaji agar bisa menjadi modal kuat negara kita untuk menghadapinya dengan tujuan pencegahan sekaligus meminimalisir resiko-resiko terburuk yang akan terjadi. Ketidaksiapan sebagian besar negara dalam upaya penanganan Covid- 19 ini ditengarai sebagai salah satu faktor yang menyebabkan banyak terenggutnya korban jiwa.
Berikut ini beberapa usulan skenario model mitigasi bencana non alam yang akan penulis paparkan :
1. Perencanaan anggaran belanja pemerintah guna mengantisipasi kejadian serupa melalui pengelolaan mitigasi bencana non alam. Ini harus diprioritaskan dalam rancangan anggaran belanja negara.
2. Sosialisasi yang berkelanjutan mengenai perilaku sehat. Germas perlu terus digencarkan. Budaya sehat yang bertemakan kearifan lokal seperti empon - empon, kebiasaan berjemur yang biasa disapa 'dede' di lingkungan di sebagian besar di pulau Jawa terus dipupuk. Banyak sekali budaya sehat kita yang bisa diterapkan skala nasional melalui edukasi formal dan non formal bagi masyarakat luas.
3. Membuat kelembagaan khusus pengadaan volunteer oleh pemerintah secara resmi. Hal ini menjadi sesuatu yang mutlak dalam sebuah mitigasi bencana non alam seperti sekarang ini.
Kita bisa mencontoh Australia yang telah mendirikan Australian Volunteer International sejak 5 dekade yang lalu. Hal ini akan mempermudah langkah pemerintah dalam menangani bencana karena akses sumber daya manusia yang memadai.