Mohon tunggu...
Nita Juniarti
Nita Juniarti Mohon Tunggu... Freelancer - Seorang Perempuan

Penaruh mimpi di Altar-Nya

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Corona, Nyiyiran Perantau yang diPHK

5 April 2020   18:30 Diperbarui: 15 April 2020   22:55 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rasa rindu bisa ditahan untuk tak bertemu
Pada jarak kusandarkan gundah mengebu
Omongan nyinyir mampir di daun telinga
Harusnya kau sadar,  perantau pulang itu membawa Corona serta, begitu kata mereka

Ah... Wabah akan berlalu, pasti
Wabah, jika ini musibah sekejap saja bisa Tuhan cabut
Namun, omongan yang sudah terlampau menusuk hati adakah obat?
Adakah yang memberi tenang pada lidah yang terlanjur berdoa sebab hati terlanjur terluka?
Wabah akan berlalu,  namun apakah status manusia masih jadi milikmu?

Kau, aku, kita harusnya jadi pahlawan rebahan
Rebahan tanpa nyiyiran dan sindiran menyesakkan
Kau, aku, kita harusnya jadi pahlawan dengan sosial distancing
Sosial distansing dengan iman connecting
Harusnya begitu...
Kau, aku, kita
Bisa menghadapi corona tanpa menambah luka

Kamar karantina, 18.14 wib

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun