Mohon tunggu...
Nita Femmilia
Nita Femmilia Mohon Tunggu... -

Hobby Menulis dan Fotografi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bebaskan Generasi Kami

14 Mei 2016   11:18 Diperbarui: 14 Mei 2016   11:34 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://www.blogeimie.com/

                                                                           

Maraknya berita di Indonesia tentang pelecehan seksual pada anak di bawah umur, membuat miris. Dilihat dari sudut pandang manapun jelas banyak sekali kelemahan dari negara ini. Sedih, takut, dan gusar pun sudah menyatu padu. Khususnya bagi para Ibu, memiliki anak perempuan menjadi sangat khawatir dan penuh was-was, sementara memiliki anak laki-laki takut mereka berbuat di luar kendali.

Berbeda jaman berbeda cara memandang terhadap sesuatu. Dulu di pikiran kami hanyalah belajar, bermain, dan mengerjakan tugas kelompok. Bersaing pun karena masalah ranking kelas. Sementara sekarang sudah berbeda, lebih dipacu sebuah gengsi, dari fashion apa yang digunakan, merk barang yang dipakai hingga smartphone mahal. Anak SD pun takaran penggunaan media saja hampir sama, malah terkadang melebihi para orang dewasa. 

Memang inilah eranya kebebasan informasi dan menyampaikan komunikasi. Segala  informasi mudah didapatkan dan disampaikan dari berbagai sumber tanpa ada batasan untuk siapa dan kapanpun itu. Entah kenapa terjadi sistem seperti itu?, sudah banyak hal yang terjadi tapi sayangnya, masih saja belum ada kendali dari negeri ini. 

Mau menunggu sampai kapan? sampai hasil penelitian menyampaikan bahwa kejadian tersebut meningkat dari tahun tahun?, sampai semua keluarga menangis atas kesedihan?

Saat ini sudah menjadi obrolan semua media dan masyarakat mengenai pelecehan pada bayi berumur 2,5 tahun hingga siswa sekolah dasar . Perempuan menjadi pelampiasan hasil kebebasan informasi dan tontonan yang bebas dikonsumsi. Ini sungguh menjadikan penggambaran negeri yang melelahkan dan menuju keterpurukan. Dari hati nurani, ingin menjawab sendiri :"tolong bebaskan kami dari segala pedih dan kerisauan ini".

Namun apa daya, kita memang tetap tidak bisa berdiam diri, ingin menyampaikan segala aspirasi. Berharap segalanya segera bisa terastasi.

"Wahai Bapak dan Ibu yang sedang lelah bekerja demi negeri, bantulah kami atas segala yang terjadi, sebuah opini saja bukanlah sebuah solusi. Mendatangi para sanak saudara sudah tidaklah begitu berarti. Jangan terlalu mencitrai diri, lepaskanlah kami dari ketakutan diri dan bantulah generasi ini mencapai sebuah mimpi"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun