Mohon tunggu...
Nita Febriani
Nita Febriani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Alumni Pendidikan Guru Sekolah Dasar UST Jogja dan Sedang Melaksanakan Study lanjutan di UNY Jogja

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menghidupkan Warisan Leluhur: "Rasulan" Dimeriahkan Kirab Budaya di Gunungkidul

24 Mei 2024   12:15 Diperbarui: 24 Mei 2024   12:36 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kirab Budaya-Sempon (2024) - Dok. pribadi

Rabu, 22 Mei 2024 diadakan acara Kirab Budaya di dusun Sempon Wetan, Semanu, Dadapayu, Gunungkidul. Kirab Budaya dilaksanakan dalam rangka acara merti dusun yang tiap tahun diadakan. Merti Dusun atau biasa di sebut "Rasulan" ini meriah dengan arak-arakan gunungan dari setiap RT di dusun tersebut. Rasulan dilaksanakan sebagai bentuk tradisi pasca-panen sekaligus sebagai bentuk rasa syukur dan tolak bala. Tradisi ini dapat ditemui di seluruh desa di Gunungkidul sebagai tradisi turun temurun.

Sempon sebagai salah satu dusun di Dadapayu mengadakan rasulan dengan rangkaian acara dari hari Senin, 20 Mei 2024 dengan acara Campursari kemudian dilanjutkan di hari berikutnya dengan pentas budaya Gedrug dan Jatilan. Kemudian hari puncak acara yaitu di hari Rabu, 22 Mei 2024 dengan Kirab Budaya dan Pertunjukan Reog. Masyarakat turut serta dengan acara Kirab ini. Drum-Band SD Plebengan juga ikut serta memeriahkan kirab budaya yang dilaksanakan. Pemerintah setempat juga ikut hadir dan mendukung perayaan Rasulan di dusun Sempon. 


Dok. pribadi
Dok. pribadi

"Acara "Rasulan" atau Merti Dusun ini menjadi tradisi yang terus dilaksanakan, tahun ini dilaksanakan cukup meriah dengan partisipasi seluruh masyarakat dalam acara Kirab Budaya", tutur Bapak Tri Hastomo selaku Kepala Dukuh Sempon. 

 Lurah Dadapayu, Nanang Arianja, S.Pd juga berharap tidak hanya masyarakat dusun Sempon yang terus nguri-uri tradisi ini, namun seluruh masyarakat di Gunungkidul.

Dok. pribadi
Dok. pribadi

Acara ini selalu meriah dan ramai, tidak hanya sebagai tradisi budaya merti dusun namun juga sebagai ajang silaturahmi dan menarik wisatawan untuk datang. Masyarakat menjadi lebih rukun dan anak-anak muda ikut andil untuk melestarikan budaya yang turun temurun dilaksanakan. Tradisi Rasulan di Gunungkidul, seperti banyak tradisi lainnya, sarat dengan nilai-nilai budaya dan moral yang penting. Nilai-nilai yang terkandung dalam tradisi ini diantaranya:

  • Kebersamaan dan Gotong Royong:

Kerja sama masyarakat: Persiapan dan pelaksanaan Rasulan melibatkan seluruh anggota masyarakat. Mereka bekerja bersama-sama dalam berbagai kegiatan, dari mempersiapkan makanan hingga menghias desa.

Partisipasi kolektif: Semua warga, dari anak-anak hingga orang tua, ikut berpartisipasi, menunjukkan semangat kebersamaan dan gotong royong.

  • Pelestarian Budaya dan Tradisi:

Warisan leluhur: Rasulan adalah cara untuk menjaga dan melestarikan warisan budaya dari nenek moyang, sehingga nilai-nilai budaya tetap hidup dan diteruskan ke generasi berikutnya.

Identitas budaya: Melalui tradisi ini, masyarakat mengekspresikan identitas budaya mereka yang unik dan khas.

  • Rasa Syukur dan Penghormatan kepada Alam:

Syukur atas panen: Rasulan merupakan bentuk syukur kepada Tuhan atas hasil panen yang melimpah, serta sebagai permohonan agar panen berikutnya juga sukses.

Hubungan dengan alam: Acara ini juga mencerminkan penghormatan dan rasa terima kasih masyarakat terhadap alam yang memberikan kehidupan dan rezeki.

  • Kepedulian Sosial dan Solidaritas:

Kepedulian terhadap sesama: Selama Rasulan, masyarakat berbagi makanan dan kebahagiaan dengan semua orang, menunjukkan kepedulian dan solidaritas sosial.

  • Pendidikan dan Pembelajaran:

Pengetahuan budaya: Generasi muda mendapatkan pendidikan informal mengenai tradisi dan budaya mereka melalui partisipasi dalam acara Rasulan.

Nilai moral: Tradisi ini juga mengajarkan nilai-nilai moral seperti kerja keras, toleransi, kejujuran, dan kebajikan.

  • Persembahan Seni dan Kreativitas:

Ekspresi seni: Kirab budaya dan berbagai pertunjukan seni selama Rasulan menjadi wadah bagi masyarakat untuk mengekspresikan kreativitas dan bakat seni mereka.

Pengembangan kreativitas: Melalui kegiatan ini, masyarakat dapat mengembangkan dan menunjukkan kreativitas mereka dalam berbagai bentuk seni dan budaya.

Tradisi Rasulan dengan kirab budaya tidak hanya menjadi sarana perayaan dan hiburan, tetapi juga sebagai refleksi dari nilai-nilai luhur yang dipegang teguh oleh masyarakat Gunungkidul.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun