Mohon tunggu...
Nita Kadiana
Nita Kadiana Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tetaplah Waspada Adanya Bonus Demografi

18 November 2015   20:21 Diperbarui: 18 November 2015   20:21 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudahkah kalian tahu apa itu bonus demografi? Sebagai orang Indonesia diharapkan anda tahu, apa sih bonus demografi itu? Menurut Bapak Dr. Abidinsyah Siregar Deputi Adpin BKKBN Pusat,” Bonus demografi adalah suatu kondisi dimana jumlah penduduk usia produktif (15 tahun-64 tahun) di suatu wilayah atau Negara lebih besar dari jumlah penduduk usia tidak produktif (kurang dari 14 tahun dan di atas 65 tahun).” Ini artinya proporsi penduduk yag produkktif (yang bekerja atau angkatan kerja) lebih besar dari yang tidak produktif (tidak bekerja), sehingga tingkat kebergantungan penduduk tidak produktif (anak-anak dan lansia) kepada penduduk yang produktif menjadi sangat rendah, karena minimal setiap keluarga bisa mengayomi atau membantu. Keluarganya sendiri dan Negara bisa saving devisa banyak jika kondisi ini berlanjut. Jadi dapat disimpulkan bahwa bonus demografi adalah ledakan penduduk usia kerja dalam struktur umur masyarakat di suatu wilayah atau Negara.

            Dalam proyeksi penduduk, Indonesia mengalami bonus demografi mulai tahun 2012 hingga tahun 2035. Dalam masa itu ada perbandingan sebanyak 47 orang usia produktif yang menanggung 100 orang usia tak produktif yaitu anak-anak dan penduduk usia lanjut.

            Menurut Wakil Presiden Yusuf Kalla dalam seminar tentang isu-isu kependudukan dan pembangunan di Indonesia, di Hotel Borobudur, Jakarta, Senin (21/9/2015), “ Jumlah penduduk 250 juta merupakan tenaga kerja yang produktivitas tinggi sekaligus konsumen yang besar, karena pada dewasa ini pada hal itulah yang menjadi daya tarik dunia, konsumen dan produktivitas. Tergantung cara kita mengelola jumlah penduduk yang besar ini bukan sebagai beban melainkan sebagai keuntungan.” JK menjelaskan bahwa Negara-negara lain pun sebelumnya membatasi jumlah penduduk pun telah bberubah pikiran. Sekarang, banyak negara yang melakukan segala cara untuk menambah penduduk. Seperti halnya Singapura yang dulu memberikan intensif atau tunjangan agar penduduknya hanya melahirkan satu anak saja karena begitu berhasilnya mereka maka sekarang justru terbalk memberikan intensif agar ibu-ibu disana mau melahirkan anak.

            Meski bonus demografi dilihat sebagai keuntungan bagi suatu negara, JK menyampaikan pemerintah tetap akan memberlakukan program Keluarga Berencana (KB) yang berguna untuk menjaga harmonisasi. Supaya tidak terlalu padat penduduk dan tidak merugikan ekonomi yang berlebihan sehingga tidak seimbang dengan kapasitas atau lingkungan. Namun juga tidak secara drastis seperti Singapura.

 

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun