Mohon tunggu...
Ernita D. Josepheine
Ernita D. Josepheine Mohon Tunggu... -

tinggal di ladang jagung, suka traveling dan membeli buku bekas

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Marah? Lempar Saja!

16 Desember 2008   02:56 Diperbarui: 26 Juni 2015   20:23 389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Presiden Bush ternyata punya ketajaman insting seorang petinju saat sepatu jurnalis Irak itu melayang ke arahnya. Dengan sigap Bush mengelak dan luputlah wajahnya dari hantaman sepasang sepatu itu.

Jika tak sempat melihat tayangan ini di televisi, silahkan mampir di situs Youtube dan ketiklah kata kunci 'bush shoes'. Anda akan menemukan lebih dari 4000 video tentang aksi pelemparan sepatu pada saat jumpa pers Bush pada kunjungan terakhirnya di Irak itu.

Soal protes berbentuk lempar-melempar ini sudah sering terjadi dan kerap menjadi berita seru di media massa. Khusus untuk insiden Bush, bagi saya rada unik, soalnya yang dipakai untuk melempar adalah sepatu. Sepengamatan saya, selama ini yang biasa jadi 'peluru' adalah telur dan tomat. Entah mengapa kedua produk edible ini menjadi favorit bagi para tukang protes dan demonstran. Mungkin dianggap relatif aman, selain bisa menimbulkan efek kotor (messy) yang menyebalkan bagi si korban.

Apa perasaan si pelempar? Mungkin saja puas sebab akhirnya rasa marah dan sakit hatinya tersalurkan lewat sebuah lemparan. Bagaimana pula perasaan pihak yang terkena lemparan? Bisa jadi marah dan merasa terhina. Atau mungkin biasa-biasa saja seperti yang tampak pada raut wajah Bush. Sepertinya Presiden Bush sudah terbiasa menghadapi hal seperti ini. Ya, bagaimana tidak. Sejak pelantikan pertamanya sebagai Presiden AS pada tahun 2001, Bush telah menuai protes luar biasa dari rakyat AS. Kurang lebih 20.000 demonstran turun ke jalan-jalan di Washington DC, melempar botol bahkan telur sebagai wujud protes terhadap terpilihnya Bush. Peristiwa ini merupakan aksi protes terbesar setelah pelantikan Nixon pada tahun 1973 yang melibatkan sekitar 60.000 demonstran.

Kekecewaan, ketidakberdayaan, dan frustrasi dapat menggumpal dan pecah dalam bentuk kemarahan yang dapat disalurkan dengan beragam cara, seperti melempar benda dan meneriakkan sumpah serapah. Aksi pelemparan yang dilakukan jurnalis Irak di atas tentunya adalah bentuk kemarahan yang sudah tak tertahankan terhadap kebijakan Bush di Irak. Hal ini bisa dicermati lewat teriakannya kala melempar: "Ini hadiah dari rakyat Irak, ini ciuman perpisahan, anjing!"

Dalam kehidupan sehari-hari tindakan pelemparan serupa dapat dilakukan siapa saja, terutama mereka dengan amarah meluap dan punya problem dengan anger management alias pengelolaan amarah. Apa yang ada di sekeliling orang itu bisa melayang, entah itu buku, piring, atau barang pajangan.

Menghadapi individu yang marah seperti ini, Bush tak sendiri sebab saya pun pernah terkena lemparan seorang atasan di kantor. Ia meradang saat tak puas pada kinerja saya dan melempar seluruh berkas pekerjaan ke hadapan saya. Wah, rasanya campur aduk. Sakit hati, terhina, merasa kerdil, dan saat itu saya berpikir bahwa saya adalah orang paling tolol sedunia.

Lalu apakah aksi lempar-melempar seperti yang dilakukan jurnalis tersebut akan menyelesaikan masalah? Belum tentu. Memang bisa saja si pelempar merasakan kepuasan dan memperoleh atensi sejenak dari seluruh dunia, namun sanksi hukum pasti sudah menunggu. Apalagi yang dilempar sekelas kepala negara. Sang jurnalis harus siap digiring ke kantor polisi, diinterogasi ini-itu, dan bahkan bisa dihukum penjara.

Biasanya si pelempar akan dianggap sebagai pihak yang bersalah sebab telah melakukan kekerasan fisik dan penyerangan terlebih dulu terhadap orang lain. Makanya orang akan berpikir puluhan bahkan mungkin ratusan kali sebelum memutuskan untuk melempari seseorang, apalagi presiden --kecuali jika sudah kepepet dan semua saluran untuk menyalurkan aspirasi sudah mampet. Lagi pula, hey, bukankah di dunia ini memang ada orang-orang tertentu yang pantas untuk 'ditimpuk'?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun