Mohon tunggu...
Niswatul Ula
Niswatul Ula Mohon Tunggu... -

mahasiswi uin maliki malang

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Teman Bullying Itu Bukanlah Sebuah Lelucon Melainkan Membunuh Secara Pelan-Pelan

22 Desember 2014   19:11 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:42 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Tahukah sobat apa bullying itu???

Sadarkah sobat bahwasanya bullying sering terjadi di sekitar kita???

Sebuah kasus bullying yang di angkat melalui film bollywood yang berjudul Table no. 21 dan di tayangkan pada tahun 2013 yang lalu. Kisah yang menceritakan tentang kehidupan sekelompok mahasiswa yang melakukan pelecehan dan pembunuhan karakter terhadap seorang mahasiswa pindahan di salah satu kampus yang terdapat di india. Akram...adalah nama dari mahasiswa pindahan tersebut. Mahasiswa yang datang ke kampus dengan membawa amanat dari orang tuanya untuk mengejar mimpi-mimpi yang dimiliki. Tetapi, yang terjadi justru malah suatu hal yang tidak pernah terbayangkan oleh orang tuanya. Orang tua yang sebelumnya mengirim seorang anak yang manis yang pada akhirnya pulang dengan tidak membawa hasil apapun melainkan hanya sebungkus tulang, sebuah tubuh yang tak bernyawa dan bahkan hampir tidak dapat di kenali oleh orang tuanya sendiri. Hal ini tidak lain merupakan dampak fatal yang disebabkan oleh perilaku bullying yang dianggap lelucon oleh kelompok Vivaan (kelompok yang sering membuli mahasiswa (termasuk Akram) yang dia pikir tidak akan bisa melawan mereka) ataupun sering kita anggap sebagai lelucon yang untuk kepuasan diri kita sendiri. Bentuk dari bullying yang dilakukan adalah menanpardi depan umum untuk bahan lecehan, memaksanya untuk minum alkohol yang sebelumnya Akram adalah orang yang tidak suka minum alkohol, menjadikan dia bahan suruhan/budak serta yang paling parah yakni menelanjanginya di depan banyak orang.

Kini pencegahan terhadap bullying serta mengobati korbannya semakin menjadi perhatian. Sebuah penelitian terbaru mengungkapkan hasil berbeda terhadap intervensi berbasis sekolah (Vreeman & Carrol, 2007). Intervensi berbasis sekolah sangat berbeda, berkisar dari melibatkan seluruh sekolah dalam kampanye anti bullying hingga pelatihan keterampilan sosial individual. Salah satu program intervensi bullying yang paling menjanjikan telah diciptakan oleh Dan Olweus. Program yang berfokus pada siswa usia 6 hingga 15 tahun dengan tujuan untuk menurunkan peluang terjadinya bullying. Para staf sekolah diinstruksikan untuk meningkatkan relasi kawan sebayadan menjadikan sekolah lebih aman. Ketika di implementasikan secara tepat, program ini mengurangi bullying sebesar 30 hingga 70 persen (Ericson,2001; Olweus,2003).

Dalam kasus di atas, sebuah sekolah maupun kampus seharusnya mengadakan kerja sama dengan para dosen dan mahasiswanya untuk bersama-sama menjaga keamanan dan lingkungan sekitar serta tidak lupa mengingatkan bahwasanya ketika proses belajar tidak adanya satus yang membedakan seorang pelajar, baik dilihat dari segi material maupun non material. Serta adanya pencegahan seperti yang sudah tercantum di atas.

Dari cerita di atas, mungkin teman-teman bisa memahami langsung apa itu bullying??? Siapakah yang cenderung dijadikan korban bullying???Siapakah para pelaku bullying??? Dan apa dampak dari bullying itu???

Bullying diartikan sebagai perilaku vebal atau fisik yang dimaksudkan untuk menyerang orang lain yang kurang kuat. Sedangkan anak yang paling sering mengalami bullying yakni anak laki-laki dan sekolah dasar. Anak-anak yang menjadi korban bullying lebih banyak menyatakan merasa kesepian dan kesulitanberkawan; sementara para pelaku bullying lebih banyak memiliki ranking rendahserta terlibat dalam tingkah laku merokokdan minum alkohol. Dan adapun konteks sosial juga mempengaruhi bullying.

Sebuah studi terbaru mengindikasikan bahwa pelaku dan korban bullying di masa remaja cenderung mengalami depresi dan berniat bahkan mencoba bunuh diri daripada yang tidak terlibat dalam bullying (Burnstein dkk,2007).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun