Kehidupan manusia dalam masyarakat, baik sebagai pribadi ataupun sebagai kolektivitas , senantiasa berhubungan dengan nilai, norma dan moral. Kehudupan masyarakat dimanapun tumbuh dan berkembanngdalam ruang lingkup interaksi nilai, norma dan moral yang memberi motivasi dan arah seluruh anggota masyarakat untuk berbuat, bertingkah dan bersikap. Dengan demikian, nilai adalah suatau yang berharga, berguna, indah, memperkaya batin, dan menyadarkan manusia akan harkat dan martabatnya. Nilai bersumber pada budi yang berfungsi mendorong dan mengarahkan sikap dan perilaku manusia. Nilai sebagai suatu system (system nilai) merupakan salah satu wujud kebudayaan, disamping system social dan karya.
Cita-cita, gagasan, konsep, ide tentang sesuatu adalah wujud kebudayaan sebagai system nilai. Oleh karena itu, nilai dapat dihayati atau di persepsikan dalam konteks kebudayaan, atau wujud kebudayaan yang abstrak. Dalam menghadapi alam sekitarnya, manusia didorong untuk membuat hubungan yang bermakna melalui budaya. Budi manusia menilai benda-benda itu serta kejadian yang beraneka ragam disekitarnya dan dipilih menjadi kelakuan kebudayaannya.
Apabila tujuan panilaian untuk mengetahui identitas benda serta kejadian yang terdapat disekitarnya, terlihat proses penilaian teori yang menghasilkan pengetahuan yang disebut nilai teori. Jiak tujuannya untuk menggunakan benda-benda atau kejadian, manusia diharapkan kepada proses penilaian ekonomi, yang mengikuti nalar efisiensi untuk memenuhi kebutuhan hidup, disebut nilai ekonomi. Perpaduan antara lain teori dan nilai ekonomi itu merupakan aspek progesif dari kebudayaan manusia.
Refrensi:
Prof. Bambang Satriya, Filsafat pancasila solusi problem keindonesiaan, 2013
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H