Tidak terasa, semester genap sudah berlangsung hampir delapan minggu, setengah perjalanan menuju tujuh belas minggu dalam satu semester. Persiapan gelar seni akhir tahun sudah dimulai. Pendaftaran jenjang Sekolah Dasar juga sudah dibuka oleh beberapa lembaga pendidikan swasta. Persiapan apa saja yang sebaiknya diperhatikan oleh orang tua.
Tidak sedikit orang tua yang mengkhawatirkan kemampuan anak-anaknya dalam membaca, menulis, dan berhitung. Konon, pelajaran di jenjang pendidikan Sekolah Dasar sangat membutuhkan kemampuan dasar tersebut sehingga orang tua merasa cemas. Namun, sebelum ketiga kemampuan tersebut diupayakan, setidaknya ada enam kemampuan fondasi yang mesti dibina sebagai persiapan anak-anak usia dini memasuki jenjang pendidikan selanjutnya, yaitu :
1. Kemampuan mengenal  nilai agama dan budi pekerti
  Mengenal nilai-nilai agama melalui praktik ibadah sesuai agamanya dan pembiasaan berkata serta berperilaku baik
2. Keterampilan sosial dan bahasa untuk interaksi
  Memiliki keberanian mengungkapkan keinginan melalui bahasa dan ekspresi sederhana
3. Kematangan emosi untuk berkegiatan di lingkungan belajar
  Mau berbagi  (makanan, mainan), bertanggung jawab, dapat mengendalikan diri, dan menaati aturan  atau  tata-tertib.
4. Pengembangan keterampilan motorik dan perawatan diri untuk berpartisipasi di lingkungan belajar dan mandiri
  Kemampuan anak dalam merawat barang miliknya, mengancingkan baju, memakai sepatu, dan membersihkan diri
5. Pemaknaan belajar adalah suatu hal yang menyenangkan dan positif
  Selalu senang pergi sekolah, bermain, dan belajar dengan antusias disertai rasa ingin tahu yang baik.
6.Kematangan kognitif yang cukup untuk melakukan kegiatan  belajar, seperti kepemilikan dasar literasi numerasi serta              pemahaman mengenai hal-hal mendasar yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
 Mampu menyimak, memahami, menyampaikan informasi , menyelesaikan masalah yang dihadapi, mengenal konsep waktu   (pagi, siang, dan malam), mengenal pola, bentuk, warna,dan ukuranÂ
 Keenam fondasi tersebut menjadi pijakan bagi anak dalam memulai perjalanan  mengenal diri, interaksi sosial, dan lingkungan    belajar. Pentingnya menanamkan bahwa belajar adalah sesuatu yang menyenangkan sehingga anak akan belajar  calistung  dengan cara yang menyenangkan seiring perkembangan anak tanpa memaksa dan merasa dipaksa.Â