Mohon tunggu...
Niswana Wafi
Niswana Wafi Mohon Tunggu... Lainnya - Storyteller

Hamba Allah yang selalu berusaha untuk Istiqomah di jalan-Nya

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Kasus KDRT Terus Meningkat, Bagaimana Solusinya?

14 November 2022   08:12 Diperbarui: 14 November 2022   08:14 715
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Karolina Grabowska: https://www.pexels.com/photo/man-clenching-fist-near-a-woman-covering-face-while-sitting-4379912/

Perubahan peran yang terjadi tentu membuat peran asli istri sekaligus ibu menjadi tidak maksimal. Generasi yang dihasilkan pun pasti akan mengalami kerusakan. Ketaatan para istri kepada suami juga luntur karena merasa telah menjadi "tulang punggung" keluarga. Bagaimana mungkin seorang istri bisa memadamkan konflik rumah tangga dengan penuh kasih sayang jika di saat yang sama ia harus berpikir keras untuk menafkahi keluarga?

Para istri yang tidak bekerja pun bukan berarti terbebas dari KDRT. Berbagai tuntutan yang begitu besar untuk gaya hidup juga menyebabkan para suami stres hingga berujung KDRT. Hal ini dikarenakan negara telah menyontohkan rakyatnya kehidupan yang glamor dan mewah melalui berbagai media yang ada. Belum lagi gempuran ekonomi, pendidikan, kesehatan, dll, yang semua itu dibebankan kepada rakyat. Kebutuhan pokok yang seharusnya menjadi kewajiban negara tidaklah dipenuhi karena sistem kapitalis membuat negara berlepas tangan. Semua hal itu tentulah membuat keluarga penuh konflik. Ayah yang memiliki fitrah keras akan mudah emosi dan melakukan tindak kekerasan kepada anggota keluarganya. 

Photo by Karolina Grabowska: https://www.pexels.com/photo/man-clenching-fist-near-a-woman-covering-face-while-sitting-4379912/
Photo by Karolina Grabowska: https://www.pexels.com/photo/man-clenching-fist-near-a-woman-covering-face-while-sitting-4379912/

Dalam sistem yang benar, yaitu sistem Islam, seluruh sendi kehidupan ada aturannya. Jadi, tidaklah sembarangan. Aturan tersebut tentu berasal dari Tuhan, Sang Pencipta, yang tidak diragukan lagi kebenarannya. Aturan Islam dari Sang Pencipta akan menghasilkan rahmatan lil alamin, rahmat bagi seluruh alam. Jika aturan Islam dibuang dan diganti dengan aturan buatan manusia, maka hasil yang diperoleh adalah kerusakan. Allah Swt. berfirman yang artinya, "Telah tampak kerusakan di darat dan di laut karena perbuatan tangan manusia, supaya mereka merasakan sebagian dari (dampak) perbuatan mereka agar mereka kembali (ke jalan yang benar)" (Ar-Rum : 41).

Negara Islam akan memberikan edukasi bagaimana seorang perempuan itu harus diayomi, bukan mengayomi. Negara Islam akan memberikan edukasi ketakwaan dan aqidah rakyat agar mereka selalu terikat dengan aturan Allah. Anggaran negara akan diarahkan terhadap hal-hal yang diperlukan rakyat, bukan hal-hal yang tidak penting. Negara Islam akan memenuhi kebutuhan pokok rakyat, menjamin kebutuhan pangan terpenuhi, memberikan pendidikan dan kesehatan gratis untuk rakyat, serta menjaga harta kekayaan rakyat. Harta kekayaan negara yang sungguh luar biasa besar harus sepenuhnya diberikan kepada rakyat, bukan pada asing ataupun swasta. Negara Islam juga tidak memaksa rakyat untuk beragama Islam, seluruh rakyat memiliki kebebasan untuk memeluk agamanya masing-masing. Berdasarkan hal ini, maka solusi yang benar adalah dengan mengganti sistem kapitalis menjadi sistem Islam secara sempurna. Allah SWT berfirman, "Apakah hukum jahiliah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang meyakini agama Allah?" (QS Al-Ma'idah ayat 50).

Sudah terbukti, sistem sekuler kapitalis menjadi biang terjadinya seluruh persoalan. Sebaliknya, sistem Islam telah nyata terbukti mampu menyelesaikan berbagai problematika kehidupan. Sungguh, sistem Islam yang diterapkan secara sempurna (kaffah) akan mengantarkan pada keberkahan bagi masyarakatnya. Masalah KDRT dan seluruh persoalan umat manusia akan terselesaikan, umat pun akan kembali hidup sesuai fitrahnya. 

Photo by Monstera: https://www.pexels.com/photo/delighted-multiethnic-family-taking-selfie-sitting-on-couch-5996835/
Photo by Monstera: https://www.pexels.com/photo/delighted-multiethnic-family-taking-selfie-sitting-on-couch-5996835/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun