Mohon tunggu...
Niswa Ibda Sanatin
Niswa Ibda Sanatin Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Saya merupakan mahasiswa semester 3 dengan program studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial dengan konsentrasi Geografi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sebagai seorang mahasiswa saya suka berolahraga dan cukup tertarik untuk menulis sebuah karya ilmiah.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Memahami Konsep Diri : Implikasinya Untuk Gaya Belajar Siswa Sekolah Menengah Atas

24 Desember 2024   00:03 Diperbarui: 24 Desember 2024   00:02 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto : Dokumen Pribadi

Firla dengan tegas mengatakan, "Tidak ada usaha yang sia-sia dalam belajar." Menurutnya, jika ia pernah merasa usaha belajarnya sia-sia, itu berarti ia belum maksimal dalam berusaha. Namun, kembali lagi pada prinsipnya, Firla meyakini bahwa tidak ada hal yang sia-sia selama apa yang dipelajari memiliki manfaat. Ia selalu berusaha untuk melihat setiap pembelajaran sebagai sesuatu yang berguna untuk masa depannya.

4. Bagaimana pendapatmu tentang pandangan teman atau keluarga terhadap kemampuan belajarmu? Apakah itu memengaruhi semangatmu? 

Firla mengatakan bahwa orang tua dan teman-temannya memandangnya sebagai anak yang aktif, rajin, dan periang. Mereka menghargai kemampuannya dalam membedakan waktu untuk bersenang-senang dan waktu untuk serius belajar. Pandangan positif ini tentu saja memberikan semangat lebih bagi Firla untuk terus mempertahankan sikap dan prestasinya dalam belajar.

5. Apa yang biasanya membuatmu enggan untuk belajar atau merasa putus asa saat menghadapi kesulitan dalam mata pelajaran tertentu? 

Firla mengungkapkan bahwa salah satu hal yang membuatnya enggan untuk belajar adalah jika sumber belajar yang ia butuhkan tidak terpenuhi, seperti tidak adanya fasilitas yang mendukung, misalnya pulpen hias atau buku khusus yang biasa digunakannya untuk mencatat. Selain itu, ia juga merasa kurang tertarik dengan mata pelajaran matematika. Meskipun demikian, Firla tetap berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikan tugas-tugasnya, dengan cara berdiskusi dan berbagi ilmu dengan teman-temannya. Meskipun ada ketidaksukaan terhadap pelajaran tertentu, ia tetap berusaha keras untuk mencapai hasil yang terbaik.

Firla menunjukkan konsep diri yang positif dan optimis, meskipun menghadapi tantangan dalam belajar. Ketika mengalami kegagalan atau mendapatkan nilai rendah, ia merasa kecewa, namun tidak larut dalam perasaan tersebut. Firla lebih memilih untuk mencari solusi dan memperbaiki kekurangannya dengan terus berinovasi. Ia meyakini bahwa setiap orang pasti menghadapi naik dan turun dalam hidup, dan kegagalan hanyalah bagian dari proses untuk berkembang. Firla juga memiliki keyakinan yang kuat terhadap kemampuannya, yang membantunya untuk tidak terhambat oleh apapun dalam belajar. Ia percaya bahwa setiap individu memiliki potensi yang bisa dikembangkan dan dirinya mampu mengatasi berbagai tantangan. Bahkan ketika merasa usaha belajarnya belum maksimal, ia tidak pernah menganggap usaha tersebut sia-sia, karena baginya setiap pembelajaran memiliki manfaat yang besar untuk masa depan.

Dukungan dari keluarga dan teman-teman juga berperan penting dalam membentuk konsep diri Firla. Pandangan positif dari mereka, yang menganggap Firla sebagai anak yang aktif, rajin, dan periang, memberikan semangat dan dorongan baginya untuk terus berprestasi. Ia juga bisa membagi ilmu dan belajar bersama teman-temannya, yang membuatnya merasa lebih yakin dan termotivasi.

Meskipun ada beberapa hal yang terkadang membuat Firla enggan untuk belajar, seperti ketidakhadirannya fasilitas yang mendukung atau ketidaksukaannya terhadap mata pelajaran tertentu seperti matematika, Firla tidak menyerah. Ia tetap berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikan tugas-tugasnya, dengan berdiskusi bersama teman-temannya dan mencari cara terbaik untuk menghadapinya.

Secara keseluruhan, Firla memiliki konsep diri yang kuat, positif, dan terus berkembang. Ia berfokus pada solusi dan terus berusaha untuk menjadi lebih baik, tidak hanya dalam belajar tetapi juga dalam menghadapi tantangan hidup. Konsep dirinya yang positif ini, didukung oleh keluarga dan teman-temannya, membantunya untuk meraih tujuan dan cita-citanya, serta menjadikan dirinya sosok yang lebih percaya diri dalam setiap langkah yang diambil.

Refrensi :

Ranny, R., AM, R. A., Rianti, E., Amelia, S. H., Novita, M. N. N., & Lestarina, E. (2017). Konsep diri remaja dan peranan konseling. JPGI (Jurnal Penelitian Guru Indonesia), 2(2), 40-47.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun