Mohon tunggu...
Niswa Ibda Sanatin
Niswa Ibda Sanatin Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Saya merupakan mahasiswa semester 3 dengan program studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial dengan konsentrasi Geografi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sebagai seorang mahasiswa saya suka berolahraga dan cukup tertarik untuk menulis sebuah karya ilmiah.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Memahami Konsep Diri : Implikasinya Untuk Gaya Belajar Siswa Sekolah Menengah Atas

24 Desember 2024   00:03 Diperbarui: 24 Desember 2024   00:02 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto : Dokumen Pribadi

Konsep diri adalah pandangan atau gambaran tentang diri seseorang secara keseluruhan, yang mencakup sikap dan perasaan seseorang terhadap dirinya sendiri. Konsep diri ini mencakup berbagai keyakinan dan pemahaman tentang aspek-aspek seperti fisik, psikologis, sosial, dan emosional seseorang. Selain itu, konsep diri juga melibatkan aspirasi dan pencapaian yang diinginkan, motivasi diri, kekuatan, serta kelemahan yang dimiliki seseorang, yang sering kali dibandingkan dengan orang lain di sekitarnya. Menurut Hurlock (dalam Lestari, 2017), konsep diri adalah gambaran yang dimiliki seseorang tentang dirinya. Hurlock (1980:34) juga menyatakan bahwa konsep diri adalah pemahaman dan pandangan seseorang mengenai dirinya, yang mencakup harapan-harapan ideal terhadap diri sendiri serta bagaimana kenyataannya dihadapi dalam kehidupan sehari-hari, baik dari segi fisik maupun psikologis.

Konsep diri ini sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti lingkungan keluarga, pengalaman sosial, penilaian orang lain, serta perilaku diri sendiri. Misalnya, interaksi dengan orang lain, dukungan yang diterima, serta bagaimana seseorang menilai dirinya dapat membentuk pandangan tentang siapa mereka sebenarnya.

Pada masa remaja, pembentukan konsep diri sangat penting karena ini adalah periode di mana seseorang mulai mencari dan memahami identitas diri mereka. Identitas diri ini tercipta melalui pemahaman yang lebih dalam tentang konsep diri yang dimiliki. Konsep diri remaja tidak hanya berpengaruh pada cara mereka melihat diri mereka sendiri, tetapi juga pada bagaimana mereka berperilaku dan berinteraksi dengan orang lain. Jika seorang remaja memiliki konsep diri yang positif, mereka cenderung memiliki rasa percaya diri yang lebih tinggi, serta mampu menghadapi tantangan dengan lebih baik. Sebaliknya, jika konsep diri mereka negatif, mereka mungkin merasa kurang percaya diri dan kesulitan dalam berinteraksi dengan orang lain.

Oleh karena itu, pembentukan konsep diri yang sehat sangat penting bagi remaja untuk mendukung perkembangan mereka, baik dalam aspek akademik, sosial, maupun emosional. Hal ini juga berperan dalam membentuk pola pikir dan sikap hidup yang lebih positif, serta membantu mereka dalam mengambil keputusan yang baik untuk masa depan mereka.

Dalam wawancara dengan Firla, seorang siswi kelas 12 dari SMA Waskito di Pamulang, ia berbagi pandangannya mengenai konsep diri dan bagaimana hal tersebut memengaruhi cara belajar dan keterampilan yang dimilikinya.

  1. Apa yang kamu sukai tentang dirimu sendiri?
    Firla menjawab bahwa ia sangat suka menulis, terutama dalam bentuk jurnal dan catatan pelajaran yang dihias-hias agar lebih menarik untuk dibaca. Ia juga menulis segala sesuatu yang berkaitan dengan aktivitasnya ke depannya, seperti tujuan atau daftar kegiatan. Hal ini membuat Firla merasa lebih terorganisir dan termotivasi untuk menyelesaikan tugas. Selain hobi menulis, Firla juga memiliki keterampilan di bidang seni, seperti merakit dan menghias bunga. Keterampilan ini diperolehnya dari pengalaman keluarganya yang memiliki toko bunga yang sudah cukup besar. Kegiatan ini tidak hanya menyenangkan, tetapi juga memberi Firla kesempatan untuk lebih kreatif dan produktif dalam kesehariannya.
  2. Kapan terakhir kali kamu merasa berhasil dalam belajar? Bagaimana perasaanmu saat itu?
    Firla merasa sangat senang ketika terakhir kali ia berhasil menguasai materi pelajaran dan mendapatkan nilai yang sangat bagus. Keberhasilan ini memberikan kepuasan tersendiri baginya, karena tidak hanya menunjukkan pemahaman yang mendalam terhadap materi, tetapi juga merupakan bukti dari usaha dan kerja keras yang telah ia lakukan.
  3. Apa yang biasanya memotivasi kamu untuk belajar lebih giat?
    Firla merasa termotivasi untuk belajar lebih giat karena cita-citanya yang ingin menjadi seorang guru. Ia sangat berkeinginan untuk mengajar di tingkat TK atau SD, khususnya di UIN Jakarta. Keinginan untuk mewujudkan cita-cita tersebut mendorongnya untuk terus belajar dengan tekun dan mencapai hasil yang terbaik, agar bisa memberikan manfaat bagi siswa-siswinya kelak.
  4. Apakah ada guru, teman, atau anggota keluarga yang memberikan dukungan dalam proses belajarmu? Bagaimana bentuk dukungannya?
    Firla merasa sangat terbantu dengan dukungan yang diberikan oleh keluarga, kerabat, dan teman-temannya. Orang tua Firla selalu memfasilitasi kebutuhan belajarnya, seperti membeli buku tulis dan pulpen warna-warni, yang membuat tulisannya lebih menarik dan memudahkan dirinya untuk belajar dengan semangat. Selain itu, teman-temannya juga sangat mendukung, karena mereka sering berbagi ilmu dan berdiskusi bersama, yang membantu Firla memperluas wawasan dan pemahamannya terhadap pelajaran.
  5. Apa harapan untuk dirimu sendiri terkait prestasi akademik di masa depan?
    Firla berharap dapat meraih prestasi akademik yang tidak hanya membanggakan dirinya sendiri, tetapi juga keluarganya. Ia ingin kelak menjadi sosok yang bermanfaat bagi banyak orang, terutama dalam bidang pendidikan. Firla berharap dapat memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dan menginspirasi generasi mendatang melalui ilmu dan pengalaman yang dimilikinya. Dengan demikian, ia dapat menjadi kebanggaan bagi keluarganya dan memberi dampak yang baik bagi banyak orang di sekitarnya.

Dari wawancara ini, terlihat bahwa Firla memiliki konsep diri yang positif dan sangat berorientasi pada masa depan. Motivasi yang kuat untuk mencapai cita-cita dan dukungan dari keluarga serta teman-temannya menjadi faktor penting dalam perjalanan belajar Firla. Ia tidak hanya berfokus pada prestasi akademik, tetapi juga berusaha untuk mengembangkan diri dalam berbagai aspek kehidupan.

1. Apa yang kamu rasakan ketika mendapatkan nilai rendah? Bagaimana kamu menghadapi perasaan tersebut? 

Firla menjawab bahwa ketika mendapatkan nilai rendah, ia merasa kecewa, namun ia berusaha untuk tidak larut dalam perasaan tersebut. Ia memilih untuk mencari dan memperbaiki kekurangannya, sambil berdoa dan berusaha lebih baik di masa depan. Firla memegang prinsip bahwa setiap orang pasti mengalami naik dan turun dalam hidupnya, dan kegagalan adalah bagian dari proses. Baginya, hal terpenting adalah bagaimana cara kita bangkit dan terus berinovasi untuk berkembang, tidak hanya berfokus pada kegagalan tersebut.

2. Menurutmu, apakah ada hal yang menghambatmu untuk percaya diri dalam belajar? Jika iya, apa itu? 

Firla menjelaskan bahwa sejauh ini tidak ada hal yang menghambatnya untuk percaya diri dalam belajar, karena ia memiliki keyakinan yang kuat terhadap kemampuannya sendiri. Ia percaya bahwa setiap orang memiliki potensi yang bisa dikembangkan dan bahwa dirinya mampu mengatasi segala tantangan yang ada.

3. Pernahkah kamu merasa bahwa usahamu dalam belajar sia-sia? Jika iya, mengapa kamu merasa seperti itu? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun