Mohon tunggu...
Niswah Mufidah
Niswah Mufidah Mohon Tunggu... Guru - pelajar

Tidak ada yang mustahil ketika kita terus mencoba dan berusaha dan tak lupa selalu ikhtiar dan tawakkal kepada Allah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menjaga Anak dari Ketergelinciran Lisan

25 November 2019   02:16 Diperbarui: 25 November 2019   04:01 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat orangtua mendapati anak-anak mengucapkan kata-kata yang tidak pantas, perkataan hinaan, ejekan, dan menyakitkan hati maka bisa dipastikan orangtua akan menyesali jika mendapati sikap anak yang demikian tidak mereka sadari. Kata-kata kotor yang keluar dari lisan anak tidaklah menghadirkan kenyamanan bagi yang mendengarkan dan tentunya sangat membuat risih dan hal seperti ini tidak boleh diabaikan oleh orangtua maupun pendidik. Lingkungan yang baik akan menghadirkan energi yang positif terhadap anak, anak akan tumbuh menjadi orang yang senantiasa menghadirkan dan menanamkan kebaikan dalam kehidupan anak. Ketika orangtua tidak bisa menghadirkan lingkungan yang baik untuk anak, maka hal itu akan berakibat buruk untuk perkembangan anak kedepannya, memperhatikan dengan siapa mereka bergaul, mengawasi teman-teman mereka, itu adalah poin utama agar orangtua bisa menjaga lisan anak dari kata-kata yang tidak bermanfaat.

Sudah menjadi kewajiban bagi orangtua untuk terus memantau semua gerak-gerik anak, bisa dibulai dengan memberikan batasan saat menonton TV dengan hanya membolehkan anak melihat tayanga-tayangan yang sesuai dengan umur mereka, mengajarkan bahasa yang sopan kepada anak, etika yang baik, serta memberikan arahan kepada anak agar berteman dengan orang-orang yang baik, sopan, dan menjaga jarak terhadap teman yang sekiranya dapat mempengaruhi anak-anak kedalam hal-hal yang tidak diinginkan oleh orangtua.

Menjaga anak dari ketergelinciran lisan

Ketika mungkin orangtua mendapati anak mulai terpengaruh terhadap hal negatif dari lingkungan, tidak ada kata terlambat untuk mengubahnya memperbaiki kesalahan anak dalam mendapatkan informasi yang disaring melalui lingkungannya. Berikut merupakan beberapa cara yang bisa dilakukan oleh orangtua untuk lebih menjaga dan mengontrol lisan anak dalam bertutur kata:

  1. Perlakukanlah anak dengan cara yang baik. Tentunya ketika oranglain memperlakukan dia dengan baik anak juga ingin orangtuanya melakukan hal yang sama. Sebagai orangtua atau pendidik sudah sepatutnya perlakuan terhadap anak dilakukan sejak anak lahir ke dunia. Memperhatikan apa yang dibutuhkan, menyipakan pendidikan yang baik, serta hal-hal lain yang mendukung perkembangannya. Ajaklah anak berbicara dengan menggunakan bahasa yang orangtua inginkan serta bahsa yang digunakan oleh orang lain.
  2. Melatih anak untuk menggunakan kalimat yang akan selalu ia gunakan di masa yang akan datang. Biasakanlah anak untuk mengucapkan kalimat seperti "terimakasih" ""permisi" "silahkan" "izinkan saya" "saya mohon maaf" "dan lain sebagainya. Bahasa-bahasa ini yang akan dipelajari dan digunakan oleh anak dalam kehidupan mereka.
  3. Mengucapkan kata-kata itu memang suatu hal yang penting, tetapi hal yang paling penting adalah bagaimana gaya atau cara dalam menyampaikan perkataan tersebut. Hendaknya ketika seseorang berucap haruslah diiringi dengan gaya senyuman, gaya yang tenang, serta suara yang sesuai dengan kata yang diucapkan.
  4. Mengikuti perkembangan bahasa yang memiliki ruang lingkup sangat luas.

Bagaimana mengatasi masalah ketergelinciran lisan anak?

  1. Jangan terlalu peduli dengan lafal kotor yang diucapkan anak. Orangtua perlu untuk tidak memperbesar persoalan diluar batas kewajaran. Orangtua harus memberikan pengertian kepada anak bahwa kata-kata yang buruk atau perilaku tidak baik lainnya tidaklah membawa manfaat dalam kehidupan, dengan memberikan sikap tidak terlalu menghiraukan ucapan anak maka kata kotor yang diucapkan oleh anak tidak akan menguasai dirinya, tidak dianggap penting, dan tidak menjadi senjata bagi anak untuk digunakan ketika ia ingin memancing emosi orangtua. Dengan menunjukkan sikap yang seperti ini maka ucapan kotor yang mulai menguasai diri anak dapat dihilangkan, sebab ucapan yang tidak baik tidak akan menjadi sesuatu yang menyenangkan, jika tidak ada yang menemani. 
  2. Pujilah anak ketika mengucapkan kata manis. Jika orangtua menginginkan anak agar senantiasa bertutur kata yang manis, maka hal utama yang harus dilakukan oleh orangtua adalah dengan memngajarkan anak untuk berucap dengan ucapan yang orangtua sukai, dan cintai, dari lisan anak. Ketika anak mulai mengucapkan kata-kata manis orangtua bisa memberikan pujian sesekali, mengungkapkan perasaan kagum terhadap anak seperti "mama kagum loh sama adek, adek tadi ngomongnya sopan gak pake marah-marah"
  3. Ajarkan seni berbicara. Selain memberi pujian ajarkan juga tentang seni keterampilan berbicara kepada anak, dengan cara memberikan contoh kepada anak tentang bagaimana cara menjawab pertanyaan orang dengan gaya yang tepat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun