Sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat hidup sendiri dan berkembang tanpa membutuhkan bantuan dari orang lain. Manusia memiliki hubungan yang saling ketergantungan antara individu satu dengan individu yang lain, hubungan ini disebut dengan hubungan sosial. Dalam melakukan hubungan sosial secara naluri seseorang di dorong oleh beberapa faktor, baik faktor dari dalam maupun dari luar, dimana faktor ini dibedakan menjadi dua yaitu faktor internal dan eksternal.
Maulid Diba' atau biasa disebut Diba'an merupakan suatu tradisi membaca atau melantunkan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW. Pembacaan Kitab Maulid Diba' dilakukan bersama secara bergantian. Kitab Maulid Diba' berisi doa-doa, pujian-pujian dan menceritakan riwayat Nabi Muhammad SAW yang dilantunkan dengan irama atau nada. Terdapat bagian yang dibaca biasa, dan beberapa bagian lebih banyak menggunakan lagu. Kitab Maulid Diba' merupakan karya dari Al-Imam Wajihuddin Abdur Rahman bin Muhammad bin Umar bin Ali bin Yusuf bin Ahmad bin Umar ad-Diba'I Asy-Syaibani Al-Yamani Az-Zabidi Asy-Syafi'i.
Tradisi ini sudah dilakukan sejak dulu oleh umat islam terutama bagi warga Nahdliyyin (warga NU). Tradisi pembacaan Kitab Maulid Diba' menjadi salah satu tradisi yang masih dapat bertahan di arus kemodernan. Tradisi pembacaan Kitab Maulid Diba' selain dilakukan pada bulan Maulid untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW juga dilakukan pada acara-acara penting lainnya di masyarakat seperti pengajian, tasyakuran penikahan, kelahiran anak, dan sebagainya.
Pembacaan Kitab Maulid Diba' merupakan salah satu cara menghormati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW dan sebagai wujud memuliakan Nabi serta membangkitkan rasa cinta kepada Nabi Muhammad SAW. Allah SWT juga memerintahkan untuk bersholawat kepada Nabi Muhammad saw, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur'an Surat Al-Ahzab ayat 56.
Masyarakat di Desa Gonoharjo yang terletak di salah satu Kecamatan yang ada di Kabupaten Kendal tepatnya berada di Kecamatan Limbangan, sangat menanamkan dan menjunjung tinggi nilai-nilai keagamaan. Salah satu tradisi keagamaan yang masih dilakukan oleh masyarakat disini adalah Tradisi Pembacaan Kitab Maulid Diba'. Tradisi ini biasa dilakukan ketika ada acara-acara penting, salah satunya untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW
Dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, masyarakat Desa Gonoharjo mengadakan tradisi pembacaan Kitab Maulid Diba' yang dilakukan selama 12 hari berturut-turut. Tradisi ini dilaksanakan pada tanggal 1 sampai 12 Rabiul Awal. Â Dalam sehari pelaksanaan tradisi ini dibagi menjadi 3 sesi. Sesi pertama dilakukan ba'da ashar untuk kalangan ibu-ibu, tempatnya bergilir dari rumah ke rumah. Sesi kedua dilaksanakan ba'da maghrib untuk kalangan anak-anak, tempatnya di pondok pesantren yang ada di desa setempat. Â Kemudian sesi ketiga dilaksanakan ba'da isya untuk kalangan bapak-bapak yang bertempat di Masjid setempat.
Pembacaan Kitab Maulid Diba' diawali dengan tawasul yang dipimpin oleh salah satu warga, kemudian dilanjutkan dengan shalawat bersama. Setelah itu dilanjutkan dengan pembacaan Kitab Maulid Diba' yang dibaca secara bergantian oleh setiap warga. Pada pembagian yang dibaca, menggunakan nada atau lagu sambil bersautan. Pada pertengahan pembacaan Kitab Maulid Diba', diwajibkan untuk berdiri atau yang biasa disebut dengan Mahallul Qiyam. Pembacaan Kitab Maulid Diba' ini tidak diiringi dengan alunan rebana seperti pada umumnya. Tetapi hal ini tidak mengurangi kekhidmatan dan kekhusyukan warga dalam mengikuti kegiatan ini. Tradisi pembacaan Kitab Maulid Diba' diakhiri dengan doa penutup yang biasanya di pimpin oleh salah satu warga. Setelah acara selesai, biasanya tuan rumah akan mengeluarkan jamuan atau hidangan makanan dan minuman untuk disuguhkan kepada warga yang sudah mengikuti kegiatan ini. Warga Desa Gonoharjo sangat antusias mengikuti tradisi pembacaan Kitab Maulid Diba', hal ini dapat dilihat dari banyaknya warga yang datang untuk mengikuti kegiatan ini setiap harinya.
Nilai-nilai yang terkandung dalam tradisi ini adalah semangat dalam membina kerukunan, silaturahmi antar warga desa, semangat keberagamaan dan kerja sama. Kehidupan bermasyarakat, yang harmonis dapat terjadi apabila hubungan sosial  terjalin dengan baik. Islam menghendaki hubungan kasih sayang, karena dapat membina persaudaraan dan dapat mewujudkan persatuan dan menghilangkan permusuhan.
Dari segi sosial, kegiatan pembacaan Kitab Maulid Diba' juga dapat dijadikan sebagai ajang mempererat tali silaturahmi antar sesama warga. Silaturrahmi juga dianggap sebagai salah satu kebutuhan pokok yang tidak boleh diabaikan. Karena kunci hubungan sosial yang baik adalah adanya silaturahmi antar masyarakat. Dengan adanya tradisi ini warga akan menjadi sering bertatap muka secara langsung sehingga terjalin silaturahmi dan hubungan sosial yang baik.
Semoga tradisi pembacaan Kitab Maulid Diba' ini dapat terus dilestarikan sebagai wujud bukti kecintaan kita kepada Nabi Muhammad SAW. Meskipun bulan maulid sudah lewat, namun melestarikan tradisi ini merupakan sebuah hal penting yang harus dilakukan khususnya bagi generasi muda saat ini.