Si Bimbang biasanya tumbuh dengan orang tua tidak bisa diprediksi. Sebagai seorang anak si bimbang belajar jika kebutuhannya bukanlah prioritas utama orang tua mereka. Tanpa adanya kasih sayang yang konsisten dari orang tua Si Bimbang mengembangkan rasa takut untuk terbuang namun ketika orangtua mereka memberikan waktu dan perhatian pada mereka. Si Bimbang biasanya marah dan lelah untuk menerimanya.
Sewaktu Si Bimbabg beranjak dewasa mereka akan berusaha mencari cinta yang hilang dari mereka saat kecil. Dan memiliki kecenderungan menjunjung tinggi hubungan baru mereka atau berharapan tinggi namun sekalinya mereka dikecewakan atau merasa kecewa mereka akan berubah muram dan penuh keraguan.
Mereka merasa seringkali di disalahpahami dan mengalami banyak konflik internal dan tekanan emosional dalam hubungan mereka. Mereka bisa sangat sensitif dan peka yang membuat mereka dapat mendeteksi bahkan perubahan terkecil pada orang lain dan tahu siapa yang mulai menjauh dulu. Supaya Si Bimbang dapat mengembangkan hubungan yang stabil dan sehat mereka perlu belajar untuk mengatur kecepatan mereka dan lebih mengenal seseorang sebelum berkomitmen terlalu cepat dan tersakiti pada ekspektasi Dan harapannya sendiri
Si Penghindar
Si Penghindar tumbuh di rumah yang kurang kasih sayang dan menjunjung tinggi nilai kemandirian. Sebagai anak kecil, Si Penghindar belajar untuk mengurus diri mereka sendiri sejak usia yang sangat muda. Mereka menahan perasaan dan kebutuhan mereka untuk mengatasi kekhawatiran terhadap perhatian sedikit atau bahkan tidak sama sekali dari orang tua mereka. Si Penghindar cenderung menyukai ruang mereka dan bersandar logis pada pendirian daripada emosi mereka. Merasa amat tidak nyaman Ketika seseorang di sekitarnya mengalami perubahan mood yang terus-menerus.Agar si pengingat dapat menumbuhkan hubungan sehat dan langgeng mereka harus belajar untuk membuka hati dan mengekspresikan emosi mereka secara jujur.
Jadi adakah kamu diantara orang-orang diatas?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H