Di era yang modern dan canggih ini, para remaja sedang maraknya menggnakan rokok elektrik. Rokok elektrik juga populer sebagai vape atau e-cigarette. Rokok elektrik adalah perangkat elektronik yang dirancang untuk menghasilkan uap yang dihirup atau dihisap oleh pengguna. Perangkat ini awalnya diciptakan sebagai alternatif untuk membantu perokok berhenti dari kebiasaan merokok tembakau. Akan tetapi, penggunaannya telah berkembang menjadi gaya hidup dan tren, terutama di kalangan anak muda. Seiring dengan kemajuan teknologi, menurut (Firdiansyah, 2020b) produk tembakau lainnya dapat diproduksi dalam bentuk ekstrak dan perisa tembakau, tembakau molase, inhalasi, hingga kunyah. Komponen utama rokok elektrik yaitu baterai yang memberikan daya untuk memanaskan elemen pemanas, elemen pemanas untuk memanaskan cairan vape menjadi uap, pod sebagai wadah untuk cairan, dan cairan vape sendiri. Penampilan, ukuran, penanganan, dan karakteristik inhalasi oral dari rokok elektrik menyerupai cara penggunaan rokok tembakau (Etter & Bullen, 2011).
Rokok elektrik merupakan alat modern yang memililiki dua sisi, yaitu sisi  positif dan sisi negatif. Bagi perokok, alat ini mungkin memberi inovasi alternatif yang lebih aman. Namun, tanpa adanya edukasi yang tepat dan penggunaannya terutama di kalangan remaja, dapat menimbulkan risiko kesehatan baru. Penggunaan rokok elektrik atau vape menjadikan perdebatan yang kompleks, baik dari sisi kesehatan, sosial, maupun regulasi. Sebagai inovasi teknologi, vape menawarkan potensi untuk menjadi alternatif bagi perokok tembakau, tetapi juga membawa tantangan baru, terutama bagi generasi muda. (Gotts et al., 2019a) dan (Andini, 2021) menyatakan bahwa e-liquid sebagai bahan rokok elektrik yang terdiri dari berbagai zat kimia yang berisiko mengganggu kesehatan. Cairan didalam terdiri atas nikotin, perasa zat dan zat tambahan lainnya yng dapat mengganggu imun pada saluran pernapasan dan menjadi faktor r-isiko penyakit stroke (Kim et al., 2006; Kuntic et al., 2020; Mnzel, Hahad, Kuntic, Keaney, et al., 2020). Dari susunan zat tersebut dapat menyebabkan ketergantungan nikotin yang bersifat adiktif, iritasi pada saluran pernafasan yang disebabkan oleh uap dari rokok elektrik, penyakit pada paru -- paru dan terjadi penyakit untuk efek jangka panjang. Dalam sisi positif dari rokok elektrik adalah pengurangan zat berbahaya dibandingkan rokok konvensional karena vape atau rokok elektrik tidak membakartembakau yang menghasilkan dua zat berbahaya, yaitu sehingga tidak menghasilkan tar dan karbon monoksida, dapat mengurangi bau asap yang dihasilkan, dan beragam rasa cairan rokok elektrik.
Rokok elektrik memiliki potensi sebagai alat untuk mengurangi dampak buruk rokok tembakau bagi perokok aktif. Namun, tanpa pengawasan dan kesadaran yang tepat, alat ini dapat menimbulkan masalah baru, terutama bagi generasi muda. Oleh sebab itu, penggunaan rokok elektrik perlu ditempatkan dalam konteks yang lebih bertanggung jawab, dengan keseimbangan antara manfaat dan risiko.
Risiko ketergantungan meski lebih modern, rokok elektrik tetap mengandung nikotin, yang bersifat sangat adiktif. Selain itu, rasa yang beragam dari rokok elektrik, dapat menarik pengguna muda yang sebelumnya bukan perokok, fenomena ini menciptakan generasi baru yang bergantung pada nikotin. Karena rokok elektrik merupakan teknologi yang relatif baru, belum ada penelitian jangka panjang yang mengonfirmasi keamanan penggunaannya. Beberapa laporan tentang EVALI (penyakit paru-paru terkait vape) menunjukkan bahwa vape tidak sepenuhnya bebas dari risiko. Penggunaan vape di tempat umum, terutama di kalangan remaja, dapat menormalisasi kebiasaan menghirup zat adiktif dan menciptakan persepsi bahwa tindakan tersebut aman dan keren. Hal ini bertentangan dengan upaya pengendalian tembakau global. Penggunaan vape harus diimbangi dengan regulasi yang ketat dan edukasi masyarakat. Pemerintah perlu memastikan bahwa produk ini tidak jatuh ke tangan anak-anak dan remaja, serta menetapkan standar keamanan yang jelas untuk cairan vape.
Selain itu, edukasi tentang risiko kesehatan harus diperkuat, agar masyarakat dapat membuat keputusan yang bijak terkait penggunaan rokok elektrik. Sementara itu, pengguna rokok elektrik dewasa yang bertujuan untuk berhenti merokok harus diberikan panduan dan dukungan untuk mengurangi ketergantungan nikotin secara bertahap.
Sumber : file:///C:/Users/HP/Downloads/1782-Article%20Text-9409-1-10-20221229.pdf
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H