Mohon tunggu...
Nisrina Khairunnisa
Nisrina Khairunnisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN SUKA / 23107030118

.

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Fakta Unik Tentang Jembatan Ampera yang Belum Kamu Ketahui

8 Maret 2024   21:55 Diperbarui: 8 Maret 2024   22:01 445
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa yang terlintas di benak anda saat mendengar kata Palembang? Selain tentunya makanan khas berupa pempek, ibu kota Sumatera Selatan ini juga memiliki landmark yang begitu ikonik. Berkunjung ke Palembang tidak akan benar-benar terasa kalau belum ke sini. Ya betul, Jembatan Ampera.

kompas.com
kompas.com

Jembatan ini berlokasi di tengah-tengah kota Palembang, menghubungkan daerah Seberang Ulu dan Seberang Ilir yang dipisahkan oleh Sungai Musi. Waktu terbaik untuk menikmati keindahan jembatan legendaris ini adalah pada malam hari. Pesona begitu terpancar dengan lampu-lampu hias yang mengelilingi jembatan dengan warna yang berubah-ubah. Terlepas dari daya pikat tersebut, sebaiknya kamu juga tahu fakta-fakta mengejutkan seputar Jembatan Ampera Palembang berikut.

1. Dana dari Rampasan Perang Jepang

Ternyata pembangunan Jembatan Ampera memiliki nilai historis yang begitu kuat, Seperti Monas di Jakarta. Dana pembangunannya saja berasal dari dana hasil rampasan perang Jepang senilai 2,5 miliar Yen. Tak hanya itu saja, ahli-ahli konstruksi Jepang juga ikut berjasa dalam proyek pembangunan.

Sebenarnya, ide membangun jembatan yang bisa menghubungkan dua daratan di atas Sungai Musi telah muncul sejak 1906 pada zaman Gemeente . Pada 1924, ide tersebut kembali ada saat Le Cocq de Ville menjabat sebagai Wali Kota Palembang. Masih belum terealisasi hingga masa kemerdekaan, akhirnya DPRD Peralihan Kota Besar Palembang kembali mengajukan pembangunan jembatan melalui sidang pleno pada 29 Oktober 1956 silam.

Modal awal pembangunan berasal dari anggaran Pemerintah Kota Palembang senilai Rp30.000. Lalu panitia pembangunan dibentuk pada 1957 dengan beranggotakan Penguasa Perang Komando Daerah Militer IV/Sriwijaya, Harun Sohar, dan Gubernur Sumatera Selatan, H.A. Bastari. Kemudian, Wali Kota Palembang, M. Ali Amin, beserta Wakil Wali Kota, Indra Caya, meminta bantuan Presiden Sukarno agar menyetujui pembangunan jembatan tersebut. Bantuan pemerintah Jepang kemudian menyempurnakan hingga jembatan sukses selesai pembangunannya.

2. Awalnya bernama Jembatan Bung Karno

beritapagi.com
beritapagi.com

Nama Jembatan Ampera ternyata baru berlaku pada 1966. Pada awalnya, jembatan ini dinamakan Jembatan Bung Karno untuk mengenang jasa Presiden Soekarno. Proklamator Indonesia ini memang berperan penting dalam mewujudkan harapan masyarakat Palembang agar memiliki akses yang lebih leluasa untuk menyeberangi Sungai Musi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun