Baca Tulis Al-Qur'an atau yang biasa dikenal dan disingkat BTQ adalah kegiatan untuk mengenalkan dan mengajarkan mengenai tata cara dalam membaca dan menulis ayat-ayat al-Qura'an.Â
Pembelajaran BTQ tidak mengenal usia dan golongan. Semua umat muslim diwajibkan untuk mempelajari bagaimana membaca al-Qur'an dengan baik, karena al-Qur'an adalah kitab suci umat Islam yang didalamnya terdapat pedoman-pedoman hidup manusia, aturan-aturan yang berisi larangan dan perintah serta hukum-hukum islam. Apabila dalam membaca saja salah maka itu akan merubah arti dan makna dalam ayat yang dibaca tersebut.
Oleh sebab itu, pendidikan BTQ sangat dibutuhkan agar tidak terjadi kesalahan makna dalam membaca al-Qu'an. Pengajaran baca tulis ini sebaiknya dilakukan saat masih kecil. Karena ingatan anak-anak lebih tajam dan otak masih mampu menyimpan memori yang banyak.Â
Dalam membaca al-Qur'an butuh yang namanya tarlil, yakni kesempurnaan bacaan per huruf (hijaiyah). Apabila sedari kecil sudah dilatih dalam mengucapkan huruf-huruf hijaiyah dengan benar maka saat anak itu dewasa lidah tidak kaku karena sudah sering mengucapkannya dan sudah pernah berlatih mengucapkan huruf tersebut.
Maka dari itu Kelompok KKN 78 UIN Walisongo Semarang memiliki program khusus di bidang keagamaan yakni memberikan bantuan bimbingan pembelajaran BTQ di TPQ di Desa Sendangwungu, Kecamatan Banjarejo, Kabupaten Blora. Program ini dilaksanakan setiap hari pada pukul 16:00-17:30 WIB.Â
Kegiatan ini diawali dengan membaca surat Al-Fatihah dan doa sebelum belajar, kemudian anak-anak akan menyetorkan bacaannya dan kakak-kakak dari KKN menyimak serta membetulkan bacaan tersebut.Â
Setelah semua selesai dilanjut dengan pemberian sedikit pengetahuan mengenai rukun imam, rukun islam dan nyanyian-nyanyian seru mengenai islam. Lalu pembacaan asmaul husna dan kemudian ditutup dengan membaca surat Al-asr.
Total keseluruhan anak-anak yang mengikuti bimbingan pembejalaran BTQ kurang lebih ada 60 orang, yang rata-rata didominasi oleh anak-anak yang masih belajar di tahap Iqra'. Namun, ada juga beberapa yang sudah mulai lancer membaca al-Qur'an namun perlu sedikit bantuan dalam memahami tajwid dan panjang pendek huruf yang dibaca.
Salah satu guru yang sudah lama mengajar di TPQ tersebut mengatakan, "Jumlah siswa disini kurang lebih ada 60 orang dengan guru pengajar hanya ada 3, sebelumnya kami kesulitan menghandle anak-anak ini namun setelah ada kakak-kakak dari KKN ini saya sangat berterimakasih karena mau membantu mengajar di TPQ ini."
Diharapkan dengan adanya program ini anak-anak terbantu untuk lebih memahami bagaimana cara membaca yang baik dan benar sesuai tajwid dan mengerti mana yang benar dan mana yang salah, sehingga tidak merubah makna dan arti bacaannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H