Entah kenapa, tiba-tiba saja saya teringat pada sebuah kisah hikmah. Kisahnya cukup mencengangkan, hanya saja ada beberapa poin yang saya rasa kurang tepat dalam pembahasan pesan moralnya. Tapi sebelum itu, mari kita nikmati terlebih dahulu kisahnya.
Hari masih gelap, seorang pemuda yang tekun dan rajin beribadah, bersiap pergi ke masjid untuk sholat berjama’ah.
Di tengah jalan dia terjatuh. Pakaiannya kotor dan basah. Ia pulang untuk mandi dan berganti pakaian, lalu berangkat kembali ke masjid.
Dalam perjalanan yang kedua kalinya, ia kembali terjatuh di tempat yang sama. Prosespun kembali berulang. Basah dan kotor lagi. Mandi serta berganti pakaian, untuk kemudian kembali berangkat ke masjid. Lagi.
Di tengah perjalanan menuju masjid yang terakhir itu dia bertemu dengan seseorang yang membawa lentera. Orang tersebut menawarkan diri untuk  mengantarkannya hingga masjid, karena –katanya  kebetulan dia melihat pemuda itu jatuh sampai dua kali.
Singkat cerita, sesampainya di masjid, pemuda tersebut berterima kasih dan mengajak penolongnya untuk masuk dan sholat bersama. Namun orang tersebut tetap kukuh menolaknya, dan justru memberikan pengakuan yang amat mengagetkan, bahwa sebenarnya dia adalah setan.
Disamping itu, si setanpun mengakui bahwa dialah yang tadi menyebabkan pemuda tersebut jatuh, lalu menceritakan latar belakang kenapa dia tidak lagi ‘menghalangi’ si pemuda melainkan justru berbalik menolongnya.
Ketika pemuda itu pulang lalu kembali lagi ke masjid, Allah mengampuni dosa-dosanya. Ketika pemuda itu jatuh untuk kedua kalinya dan masih tetap kembali lagi ke masjid, Allah mengampuni dosa-dosa sanak keluarganya. Maka setan mengantarkan pemuda itu sampai ke masjid, karena apabila pemuda itu terus menerus jatuh dan masih tetap ingin kembali ke masjid, bisa-bisa orang sekampungnya diampuni semua dosanya oleh Allah. Setan ingin memastikan bahwa itu tidak akan terjadi, maka setan sendiri yang mengantarkan pemuda itu ke masjid.
Menurut kisah hikmah tersebut –kalau tidak salah ingat– ibroh yang bisa diambil adalah kita tidak boleh putus asa, walaupun berkali-kali jatuh kita harus tetap semangat. Karena mungkin saja 100 kali kita gagal, pada kesempatan yang ke-101 lah kita berhasil.
***
Saya kurang sepaham dengan simpulan pesan moral di akhir cerita tersebut, karena menurut pendapat pribadi saya, setan yang mengantarkan ke masjid itu adalah suatu simbol tersendiri.