(Terinspirasi dari pengalaman menunggui kerabat di rumah sakit).
Malam ini aku sendiri lagi, ayah dan ibu bilang baru bisa datang setelah pukul 21.00.
Sepi, dingin, dan yang pasti membosankan, karena tak ada yang bisa aku ajak bicara. Acara televisi juga tak ada yang menarik. Huuuh…akhirnya aku membaca novel kesayanganku dengan agak malas, karena sudah berapa kali kubaca dan hampir hafal di luar kepala.
Tiba-tiba aku merasakan angin dingin masuk dari pintu ruanganku yang terbuka. Kemudian muncul sesosok gadis yang sebaya denganku, wajahnya pucat dan jilbab kaosnya berkibar tertiup angin malam. Dia tersenyum.
“Hai, namaku Sasi, bolehkah aku masuk?” sapanya ramah.
Aku terpaku. Sesaat tadi aku sempat membayangkan akan bertemu hantu muka rata atau sejenisnya, karena angin yang berhembus tidak seperti biasanya. Ternyata gadis di hadapanku ini nyata. Aku jadi nyengir sendiri dan hampir saja lupa akan sapaannya.
“Oh, eh…ya silakan masuk,” aku balas tersenyum dan menyebutkan namaku.
“Kamu sendirian hari ini, atau memang setiap hari sendiri begini?” tanyanya
“Setiap pagi mama selalu menungguiku, sore kembali ke rumah untuk menyambut ayah pulang kantor, trus malamnya mereka berdua menungguiku di sini,” jawabku
“Wah, ayah dan ibumu pasti sayang sekali sama kamu ya, sampai-sampai dibelain nginap di sini semua,”