Di suatu hari di negeri yang  bernama negeri Nusantara, hiduplah dua saudara perempuan bersama dua adik laki-laki. Nama kedua perempuan itu bernama Mentari dan Rembulan. Sedangkan nama kedua adik laki-laki mereka adalah Fino dan Fiko. Mentari dan Rembulan berusia 4 tahun, dan usia adik mereka 2 tahun.
Di saat Mentari dan Rembulan sedang bermain di lapangan, tiba-tiba datang segerombolan pria bertopeng dan berusaha menculik mereka, dikarenakan Mentari memiliki insting untuk melindungi keluarga. Dia selalu waspada, segera menarik Rembulan dan lari dengan cepat. Di saat Mentari dan Rembulan kabur dari penculik bertopeng, Rembulan tersandung dan terjatuh yang membuat Rembulan berhasil diculik.
Sementara itu, Mentari terus berlari dan sampai akhirnya tersandung dan terjatuh. Ketika penculik bertopeng akan membawa Mentari pergi, tiba-tiba muncul sejumlah pria bertopeng yang menyerang penculik bertopeng dan menyelamatkan Mentari. Ketika para penculik bertopeng itu kabur, Mentari dibawa oleh segerombolan pria bertopeng yang menyelamatkannya ke sebuah gubuk di tengah sawah.
Di gubuk itu terlihat ayahnya tampak menunggu. Setelah Mentari menceritakan yang terjadi, dia sadar kalau Rembulan tidak ada. Mentari langsung menangis. Ayahnya segera menenangkan Mentari. Setelah kejadian itu Mentari berlatih bela diri dengan serius agar bisa menyelamatkan saudara dan teman-temannya.
***
Setelah 10 tahun telah berlalu, Mentari kini duduk di kelas 3 SMP. Suatu hari, "Mentari, saat kelulusan kau akan lanjut di sekolah mana?" tanya Siska."Aku mau lanjut di sekolah yang ada pelatihan bela diri," jawab Mentari. Teman-teman yang ada di sekitar Mentari langsung tertawa.
"Dasar Mentari, ada-ada saja. Di SMA sepertinya tidak ada yang seperti itu!" seru Teo.
"Kalau di SMK itu praktek di tempat kerja!"seru Zena. "Iya, ditambah lagi, memangnya bisa perempuan bela diri?" ejek Pener.
"Kalian sedang menertawakan siapa?" tanya Bu Resi yang tiba-tiba saja muncul. "Eh, Bu Resi, buat kaget saja!" kata Zena kaget. "Kami menertawakan Mentari karena mau lanjut sekolah yang pelajaran bela diri," jawab Siska.
"Kenapa kalian menertawakan Mentari karena karena hal itu?" tanya Bu Resi.
"Mana mungkin Mentari bisa mengikuti pelajaran bela diri, dia kan perempuan!" jawab Pener. "Kalian jangan bilang seperti itu, tidak baik." kata Bu Resi. Tiba-tiba Pak Leko, guru olah raga, datang. "Semua siswa dan siswi diminta untuk ke lapangan olah raga memakai baju olah raga," kata Pak Leko.
Saat semua siswa dan siswi sudah di lapangan olah raga, di umumkan ke semua siswa dan siswi kalau ada acara seleksi untuk memilih peserta didik untuk mengikuti perlombaan bela diri, bulu tangkis, lari estafet, lompat jarak jauh dan sepak bola. Di saat semua siswa dan siswi selesai melakukan pemanasan semua siswa dan siswi mulai mengikuti seleksi olah raga yang sesuai dengan kemampuan mereka. Saat seleksi di lakukan Sebagian besar siswa, siswi, dan beberapa guru melihat yang melihat siswa, siswi yang mengikuti seleksi bela diri yang berjumlah 15 siswa dan 1 siswi, "lho kenapa cuma 1 perempuan di antara 16 murid dan sisanya laki -laki?" tanya Pak Tono,Pak Kepala Sekolah, "murid perempuan kebanyakan tidak suka bela diri" jawab Pak Leko, "jadi cuma Mentari yang ikut seleksi olah raga bela diri?"tanya Pak.Tono, "tampaknya begitu," jawab Pak.Leko.
***
Di tempat seleksi bela diri,"hei Mentari,lebih baik kau mundur saja, urusan bela diri seperti ini urusan laki-laki seperti kami, bukan hal yang cocok dengan Perempuan. Jadi kau mundur saja" kata Dodo, "lebih baik kau jangan meremehkan peserta yang lain seperti kau meremehkan Perempuan," kata Mentari.
Ketika giliran Mentari yang maju, Mentari menghadapi Feno seorang teman laki-laki dari kelasnya yang suka mengganggu teman-temannya yang perempuan dan suka sok kuat. Ketika peluit dibunyikan, Mentari dan Feno mulai bertarung. Di pertarungan semua pandangan siswa,siswi yang sudah selesai seleksi dan guru-guru tertuju pada Mentari dan Leko yang sedang bertarung. Pertarungan Mentari dan Feno berakhir dimenangkan Mentari di babak pertama, babak kedua dimenangkan Feno, di babak terakhir ini adalah babak penentu dan berhasil di menangkan oleh Mentari.
Semua siswa,siswi dan guru-guru di buat kaget karena ini pertama kalinya ada siswi yang bisa bela diri. Pak Tono yang melihat kesengguhan Mentari dalam pertarungan itu senang karena sudah ada siswi dari sekolahannya yang mengikuti perlombaan bela diri. Ketika waktu istirahat, Mentari, Fino, dan Fiko istirahat di dekat pohon beringin sambil makan bekal, "selamat ya Mentari kau ikut lomba bela diri,"kata Fiko, "Mentari tadi kau hebat sekali, padahal tadi kau melawan Feno si jago gulat dari kelasmu" kata Fino, "iya ini ku lakukan agar bisa menunjukkan kalau perempuan juga bisa bela diri," kata Mentari.
"Aku tidak menyangka kalau Mentari pintar bela diri, bahkan bisa mengalahkan Feno yang kuat itu" kata Fino, "Bagai mana kau bisa mengalahkan Feno?" tanya Fiko, "itu bukan pekara besar," kata Mentari.
"Tapi saat kami melawan Feno kami pasti kalah,"kata Fino, "itu berarti kalian harus lebih serius dan lebih giat saat berlatih ataupun belajar" kata Mentari.
"Mentari jadi yang membuat kau bisa mengalahkan Feno karena  berlatih dan belajar dengan serius?" tanya Fiko.
"Iya, kalian juga jangan mudah tertipu oleh penampilan lawan, jangan meremehkan orang," kata Mentari.
"Memangnya kenapa kalau kita meremehkan lawan?" tanya Fino.
"Kita kan tidak tau, yang kita hadapi itu sehebat apa" jawab Mentari.
Di tempat lain Feno sedang berkumpul dengan gengnya yang bernama geng Jagoan Boy, "kenapa bisa-bisanya aku dikalahkan oleh Mentari? Padahal aku jago gulat!" kata Leko kesal.
"Sabar saja bos, belum tentu Mentari bisa menang saat lomba" kata Poro.
"Ini masalah harga diri, jadi aku sangat kesal. Apalagi aku tadi melawan anak perempuan lagi!"kata Feno makin kesal.
"Mentari saat bertarung seperti seperti ibu-ibu yang marah ya," kata Koner, mengingatkan saat Mentari bertarung melawan Feno tadi.
"Kenapa kau bisa berpikir kalau Mentari saat bertarung seperti ibu-ibu yang marah?" tanya Pros heran.
"Soalnya aku sering diserang sama ibu kalau aku berulah yang tidak ibu suka" jawab Koner.
"Benar juga kata Koner. Soalnya aku tau ayahku membuat masalah akan dipukuli ibu pakai sapu atau panci," kata Pros.
"Teman-teman, bagaimana kalau kita melakukan sesuatu agar Mentari tidak ikut perlombaan bela diri putri?"kata Feno.
"Caranya bagaimana?" tanya Poko.
"Kita jebak Mentari, sampai Mentari tidak bisa mengikuti perlombaan bela diri" jawab Feno.
"Rencananya bagaimana?" tanya Koner.
"Mendekatlah akan aku bisikan rencananya," kata Feno lalu mereka mendekat, kemudian Feno membisikkan rencananya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI