Prof Mika, Prof Poison dan Prof Metal bisa menyelesaikan alat komunikasi yang akan diberikan kepada anggota peneliti yang mereka perintah untuk meneliti berbagai hal yang diketahui di tempat-tempat lain. Anggota peneliti ada tiga remaja. Satu perempuan dan dua laki-laki.
Peneliti perempuan bernama Starria, yang laki-laki berambut hitam bernama Satosi dan yang berambut merah gelap bernama Jelek. Tapi alat komunikasi baru digunakan dua tahun dan terjadi kecelakaan yang menimpa Starria. Kecelakaan itu membuat Starria tewas di hutan. Alat komunikasi Starria hilang entah ke mana. Para ilmuwan dan dua lelaki peneliti mendengar kabar itu sangat sedih.
Setelah jasad Starria dimakamkan, para ilmuwan dan kedua peneliti itu mencari alat komunikasi milik Starria, tapi hasilnya nihil. Baru satu bulan setelah kepergian Starria, kejadian sama telah menimpa Satosi. Tempatnya tak jauh dari tempat Starria tewas diserang musuh. Berakhir di pemakaman yang bersebelahan dengan Starria. Alat komunikasi milik Satosi juga hilang.
Para peneliti dan Jekel berusaha untuk mencari alat komunikasi Satosi tapi tak berhasil. Dua bulan kemudian, Jekel mengalami kejadian yang sama yang dialami Satosi. Dia diserang oleh musuh dan alat komunikasi juga hilang.
Para ilmuwan menduga kalau Tim Blesen telah mengambil alat komunikasi dari Starria, Satosi dan Jekel yang dibuat oleh Prof Mika, Prof Poison dan Prof Metal. Akhirnya para ilmuwan membuat alat komunikasi dengan model baru sehingga tercipta telpon.
Rayen menceritakan itu kepada teman-temannya.
"Ya ampun, itu jelasin atau jelasin orang yang membuat telepon pertama kali?" tanya Jesen.
"Maaf soalnya saling berhubungan dengan telpon," Jawab Rayen.
"Loh, ke mana Nisrina? Perasaan tadi masih ada di sampingku tadu" ucap Alesia.
"Lah itu Nisrina! Ada di luar kemper!" Ucap Ash.
Semuanya langsung menghampiri Nisrina yang baru selesai menjawab telepon.
"Nisrina, kamu telepon siapa?" tanya Rayen.
"Temanku," jawab Nisrina.
"Namanya siapa?" tanya Rayen.
"Black. Katanya besok lusa dia dan keluarga akan ke perkemahan Prof Prisma, Prof Kuratanu dan Prof Tekno," jawab Nisrina.
"Oooh."
"Semuanya, sudah siang, ayo kita istirahat dan makan siang dulu!" ajak Prof Prisma.
"Baik."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H