Rania Al-Abdullah merupakan ratu dari Yordania. Ia adalah istri dari Raja Abdullah II. Dia dilahirkan dari keluarga Palestina yang mengungsi ke Kuwait dan tidak pernah memiliki ekspektasi untuk menjadi seorang Ratu di kemudian hari. Namun, kini ia menjadi wanita pemimpin yang berpengaruh di kawasan Timur Tengah. Rania lahir pada 31 Agustus 1970 dengan nama Rania Al-Yassin di Kota Kuwait. Gadis itu tumbuh di Tepi Barat bersama dua saudara kandungnya. Keluarganya hidup dalam kondisi yang baik. Tapi mereka bukan keturunan bangsawan. Pada saat itu tidak mungkin membayangkan bahwa suatu hari Rania akan menjadi Ratu Yordania dan menjadi istri seorang raja.
Sejak kecil dia banyak belajar dan ingin berkarir di bidang bisnis. Rania mengenyam pendidikan dasar dan menengah di Kota Kuwait sebelum mendaftar di American University of Cairo, Mesir. Dia menerima gelar sarjana administrasi bisnis. Pada tahun 1991, Perang Teluk pertama dimulai. Itu adalah tragedi besar bagi banyak penduduk Kuwait. Keluarga Rania pun terpaksa mengungsi dari Kuwait untuk menyelamatkan nyawa mereka. Mereka memulai hidup baru di Amman - ibukota Yordania.Itu adalah masa yang menyedihkan dan sulit bagi keluarganya. Namun, siapa yang tahu bagaimana kehidupan Rania akan berubah jika dia tidak pindah ke Yordania.
Rania pindah ke sana bersama orang tuanya. Setelah tugas singkatnya bekerja di bagian marketing Citibank, Rania menerima pekerjaan marketing lainnya di kantor Apple di Amman, Yordania. Pada Januari 1993, Rania menemani rekan kerja Apple ke pesta makan malam. Acara ini diadakan oleh saudara perempuan Pangeran Abdullah II bin al-Hussein dari Yordania. Pesta makan itulah yang mempertemukan Rania dengan Pangeran Abdullah. Mereka bertunangan dua bulan kemudian. Pada 10 Juni 1993, Rania dan Abdullah menikah. Sampai saat ini, mereka telah dikaruniai empat anak, yaitu Pangeran Hussein yang lahir pada tahun 1994, Putri Iman lahir pada tahun 1996, Putri Salma lahir pada tahun 2000, dan putra bungsunya Pangeran Hashem yang lahir pada tahun 2005.
Karir Rania sebagai Ratu dimulai pada tanggal 7 Februari 1999, ketika Raja Hussein dari Yordania meninggal dunia dan suaminya, Abdullah II, naik tahta sebagai raja. Sejak saat itu, Rania berfokus pada berbagai isu sosial dan kemanusiaan di Yordania dan negara disekitarnya. Queen Rania Foundation (QRF) merupakan organisasi amal yang didirikan oleh Ratu Rania dengan tujuan meningkatkan pendidikan di Yordania dan diseluruh dunia. Berikut adalah beberapa program yang dilakukan oleh Queen Rania Foundation :
Madrasati Initiative: Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Yordania dengan memperbaiki infrastruktur sekolah dan memperkenalkan pendekatan pembelajaran yang inovatif. Madrasati bekerja sama dengan pemerintah, mitra internasional, dan masyarakat lokal untuk menyediakan lingkungan belajar yang lebih baik bagi siswa dan guru.
Edraak: Edraak adalah platform pembelajaran online yang dirancang untuk memberikan akses pendidikan berkualitas tinggi secara gratis kepada semua orang di wilayah Arab. Program ini menyediakan kursus-kursus dalam berbagai mata pelajaran, termasuk matematika, ilmu pengetahuan, sastra, dan keterampilan hidup. Edraak membantu memperluas akses pendidikan bagi individu yang mungkin tidak memiliki kesempatan untuk mengikuti pendidikan formal.
QRF Fellowship Program: Program beasiswa ini memberikan kesempatan bagi individu yang berbakat dan berpotensi untuk melanjutkan studi pascasarjana di universitas-universitas terkemuka di luar negeri. Tujuan dari program ini adalah untuk mendukung perkembangan individu yang akan berkontribusi pada kemajuan sosial, budaya, dan ekonomi di Yordania setelah mereka menyelesaikan studi mereka.
Al Manahel: Program Al Manahel bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan kecakapan guru di Yordania. Program ini menyediakan pelatihan dan dukungan bagi para guru untuk meningkatkan kualitas pengajaran mereka. Al Manahel juga mengembangkan kurikulum inovatif dan sumber daya pembelajaran untuk membantu meningkatkan hasil belajar siswa.
Queen Rania mengatakan “harta karun yang sebenarnya ada di benak anak-anak kita dan yang harus kita lakukan hanyalah mengekstraknya”. QRF bertujuan untuk meningkatkan kemampuan belajar dan mengajar bahasa Arab sebagai jalan untuk mengurangi kemiskinan di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara - MENA (Middle East and North Africa). Karena lebih dari setengah anak-anak di MENA tidak bisa membaca dan memahami teks yang sesuai pada usia 10 tahun yang dapat menghambat kemajuan negara dan sumber daya manusia. Salah satu solusi yang ditawarkan yaitu melalui perubahan kebijakan dan inisiasi program teaching and learning of Arabic.