Mohon tunggu...
nisfu rahma isnaini
nisfu rahma isnaini Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Memulai dari 0 dan mulai belajar

Selanjutnya

Tutup

Nature

Gempar Fenomena Awan di Wonosobo: Awan Bentuk V dengan Warna Unik

14 September 2020   16:42 Diperbarui: 14 September 2020   16:48 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Fenomena alam yang unik terjadi di Wonosobo, Jawa Tengah pada Jumat, 4 September 2020. Fenomena tersebut terjadi di pagi hari tepatnya sekitar pukul 6 pagi.

Awan berbentuk berbentuk huruf V berwarna kuning ini sontak saja membuat warga sekitar geger. Tak sedikit yang mengabadikan nya lewat foto maupun video singkat dan diunggah di medsos. 

Tentunya unggahan-unggahan tentang kejadian tak lazim ini menuai banyak komentar dari warganet. Hanya beberapa saat setelah foto-foto tersebut diunggah, hal ini langsung viral dan menjadi perbincangan dimana-mana.

Banyak warganet yang takjub sekaligus heran bagaimana awan ini bisa berbentuk V. Ada juga yang mengaitkannya dengan kejadian-kejadian mistis lainnya. Sayangnya fenomena ini bertahan selama 10 menit saja dan kemudian memudar menjadi kabut.

Namun sebenarnya awan ini ada penjelasan ilmiahnya. Menurut BMKG, awan ini termasuk awan Altocumulus lenticularis. Salah satu jenis awan yang paling unik, altocumulus lenticularis (atau biasa disebut awan lentikuler) adalah awan berbentuk seperti lensa yang terbentuk di atas daerah perbukitan dan sekitar dataran tinggi. 

Jika dilihat dari ketinggian penampakan awan tersebut termasuk dalam jenis awan menengah. Biasanya berbentuk halus. Awan ini bisa menjadi bentuk V karena adanya pembentukan awan oleh angina ke atas ketinggian menengah.

Fenomena ini hampir sama dengan kasus penampakan awan berbentuk gelombang tsunami di Aceh beberapa waktu yang lalu. Awan tersebut terbentuk karena adanya awan cumulonimbus, sedangkan yang terjadi di Wonosobo ini karena adaya gelombang gunung yag bertemu dengan udara naik yang lembab.  

Namun tenang saja bagi kalian yang belum tahu. Para ahli menyatakan bahwa kemunculan awan ini tidak berbahaya bagi masyarakat sekitar. Sehingga diharapkan para masyarakat tetap menjalani aktivitas seperti biasanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun