Mohon tunggu...
Nisfa Nazaria
Nisfa Nazaria Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa pbsi Unissula 2021

Life is journey for a while

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Keberadaan Tuhan vs Ketidakberadaan Tuhan

19 September 2021   19:38 Diperbarui: 12 November 2021   15:27 1685
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Keberadaan Tuhan vs Ketidakberadaan Tuhan

Penulis :
Dr. Ira Aulia Maerani ( dosen FH Unissula )
Nisfa Nazaria ( Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP, Unissula )
Masalah yang cukup urgent tetapi tidak begitu diabaikan masyarakat Indonesia adalah kepercayaan akan Tuhan yang Maha Esa. Meski dalam dasar negara Indonesia sila pertama Pancasila berbunyi "Ketuhanan yang Maha Esa" tak dapat dipungkiri bahwa masih ada beberapa orang yang tidak memiliki kepercayaan terhadap Tuhan. Sebagai contoh adalah Partai Komunis Indonesia yang pernah eksis beberapa tahun silam dan menjadi malapetaka bagi keutuhan negara Indonesia. Pada dasarnya komunisme,atheisme atau yang lain tidak seharusnya tumbuh dalam negara Indonesia yang berasaskan pancasila ini. Mengapa?terus terang saja, kepercayaan manusia kepada Tuhan memiliki arti penting dalam kehidupan. Meski beberapa orang terus saja berdalih Tuhan tidak ada karena berbagai alasan, menjebak orang-orang beragama dengan "jika Tuhan ada,mana bukti ilmiahnya?" 

Jika kalian selama ini adalah orang-orang yang tengah mencari jawaban untuk membalas pertanyaan tersebut,ataupun sedang mencari-cari kebenaran tentang Tuhan, semoga tulisan ini membantu.

Seeprti yang kita ketahui, terdapat sebuah pernyataan umum yang sangat sering kita dengar dan menjadi semboyan andalan para ateis , yakni "Keberadaan Tuhan belum terbukti secara ilmiah."
Lalu, kita sebagai manusia rentan dengan segudang rasa ingin tahu kembali pada pertanyaan " Apakah Tuhan benar-benar ada?"


AlviSyhrn dalam bukunya yang berjudul 99 Dangerous Questions : yang diam-diam, kau penasaran jawabannya, mengatakan " Berlaku adil lah dalam memutuskan sesuatu."
Jangan hanya mencari : " Keberadaan Tuhan secara ilmiah."
Carilah pula : " Ketidakberadaan Tuhan secara ilmiah."
Kita tidak akan menjumpai bukti Tuhan itu ada dalam internet, lalu apakah dengan demikian pernyataan kaum ateis benar adanya?
Jawabannya TIDAK!
Apakah ada bukti bahwa Tuhan itu tidak ada?Apakah ada riset ilmiah tentang bukti ilmiah Ketidakberadaan Tuhan? Jawabannya tidak,tidak ada bukti untuk itu.


Ketahuilah manusia, bahwa alam semesta ini merupakan bukti kuat keberadaan Tuhan itu benar adanya. Bagaimana mungkin?
Lihatlah gedung-gedung tinggi disekitar kalian, apakah bangunan itu berdiri dengan sendirinya? Tidak, manusia lah yang merancang dan membangun bangunan itu. Lalu bagaimana dengan alam semesta? Dunia yang bahkan tidak diketahui seberapa luasnya ini muncul dengan sendirinya? Tentu saja logika dan hati menolak itu. Pasti ada Pencipta alam semesta ini, dan kalian tahu pasti siapa Itu. Ini sekaligus membuktikan bahwa logika manusia tidak sama dengan logika Tuhan.


Kesimpulan dari semua ini, diantaranya adalah sebagai manusia yang berakal dan beriman, penulis hanya mencoba menegaskan kembali bahwa Tuhan itu ada dan Pencipta seluruh alam semesta ini. Setidaknya kaum beragama masih memiliki referensi tentang keberadaan Tuhan, yaitu kitab suci, dibanding mereka kaum tidak beragama yang tidak memiliki referensi sama sekali.


Merenungkan segala yang di alam semesta ini menggunakan akal sehat dan logika serta hati akan dapat menumbuhkan keyakinan bahwa kita ini memang diciptakan oleh Sang Maha Pencipta nan Agung.

Dan pada penciptaan dirimu dan pada makhluk bergerak yang bernyawa yang bertebaran (di bumi) terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) untuk kaum yang meyakini (Qs. Al Jasiyah : 4 )

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun