Patriarki merupakan penempatan posisi sosial dan derajat kaum laki-laki lebih tinggi dibandingkan dengan kaum perempuan. Hal ini dapat menyebabkan sikap merendahkan terhadap perempuan. Kehadiran patriarki dalam kehidupan nyata seringkali dijumpai dalam berbagai bidang, sebagai berikut.
a. Bidang ekonomi: perempuan bekerja dengan ketentuan yang sama dengan laki-laki. Tetapi terkadang perihal upah tidak diberikan sama rata.
b. Bidang rumah tangga: aktivitas perempuan selalu diidentikan di rumah, seperti membereskan segala hal yang berkaitan dengan rumah.Â
c. Bidang kepemimpinan: perempuan dianggap tidak pantas untuk memimpin sehingga kepemimpinan didominasi oleh laki-laki.Â
Tiga bidang di atas, sebenarnya masih banyak lagi contoh patriarki dalam berbagai bidang. Penyebab terjadinya patriarki bisa jadi disebabkan oleh budaya yang terjadi dari nenek moyang terdahulu, perbedaan biologis antara laki-laki dan perempuan, perempuan dipandang lemah, dan sebagainya. Penyebab tersebut dapat menimbulkan dampak terhadap perempuan, yaitu adanya kekerasan, ketidakadilan gender, dan kurangnya rasa hormat terhadap perempuan.Â
Tidak dipungkiri, patriarki juga sering dijadikan tema utama atau tambahan dalam sebuah karya sastra berbentuk novel salah satunya Gadis Kretek. Segi judul saja sudah terlihat menarik dan membuat pembaca penasaran akan jalan cerita yang disampaikan. Gadis Kretek merupakan novel karya Ratih Kumala yang terbit pada tahun 2012. Kemudian dijadikan serial atau film yang ceritanya berseri dan masing-masing film terdiri dari bagian-bagian cerita yang lebih besar. Serial Gadis Kretek tayang pada 2 November 2023 yang disutradarai oleh Kamila Andini dan Ifa Isfansyah. Serial ini terdiri dari 5 episode, satu episode tayang setiap seminggu sekali di hari Jum'at atau Sabtu. Para pemeran dalam serial Gadis Kretek menuai sorotan, salah satunya tokoh Dasiyah atau Jeng Yah yang diperankan oleh Dian Sastrowardoyo selaku penulis, pemeran, model, penyanyi, dan produser Indonesia. Selain itu, Dian Sastrowardoyo juga menjadi dosen di Universitas Indonesia mengajar mata kuliah Pengantar Film di jurusan Produksi Media.
Dasiyah atau Jeng Yah merupakan anak pertama dari Idroes Moeria selaku pemilik usaha kretek terkenal dengan beberapa varian nama penjualan kretek yang berlokasi di kota M pada tahun 19-an. Kretek yang sangat terkenal di pasaran dari Idroes Moeria yaitu Kretek Gadis. Kretek tersebut dibuat oleh Jeng Yah yang pantang menyerah. Jeng Yah sudah dari kecil menekuni segala hal yang berhubungan dengan kretek, misalnya memilih kualitas tembakau, melinting kretek, meracik saus untuk kretek, mengetahui siklus penjualan kretek, dan lain-lain. Kesehariannya yang sering berkawan dengan kretek membuat Jeng Yah kurang memahami dan mempraktikkan tugasnya sebagai perempuan pada umumnya, misalnya dalam serial ditampilkan Jeng Yah yang tidak pandai memasak, merajut kain (pekerjaan ibunya), dan lain-lain. Karakter Jeng Yah berbanding terbalik dengan Rukayah selaku adiknya. Rukayah lebih sering membantu ibunya dalam hal yang berkaitan dengan pekerjaan rumah. Selain itu, kesibukan Jeng Yah terhadap kretek membuatnya lupa perihal cinta. Suatu hari Jeng Yah pergi ke pasar dan melihat peristiwa seorang laki-laki bernama Soeraja dipukuli oleh beberapa orang. Soeraja ditolong oleh Idroes Moeria dan dipekerjakan di usaha kreteknya. Hal tersebut membuat Jeng Yah sering bertemu dengan Soeraja dan mereka jatuh cinta. Seiring berjalannya waktu, Jeng Yah ingin menginovasi saus untuk kretek agar terlihat menarik dan lebih laku di pasaran. Kemudian Jeng Yah, masuk secara diam-diam di ruang pembuatan saus. Jeng Yah mendapatkan kunci ruangan tersebut atas bantuan dari Soeraja karena Soeraja selalu mendukung apapun keinginan Jeng Yah meskipun Idroes Moeria tidak mengizinkannya.
Ketika Jeng Yah selesai meracik saus, tanpa disangka dirinya melihat seorang laki-laki sedang berbincang dengan ayahnya. Laki-laki itu pun berkata jika seorang perempuan tidak pantas memasuki ruang untuk meracik kretek, apalagi membuatnya. Dia beranggapan jika saus kretek tercampur dengan tangan perempuan akan mengurangi nilai rasa dan eksistensi kretek. Selain itu, dia meminta Jeng Yah untuk fokus terhadap pekerjaan rumah.Â
Sikap laki-laki tersebut tanpa disadari mencerminkan budaya patriarki karena menafsirkan makna eksistensi perempuan tidak pantas berkecimpung dengan laki-laki. Perempuan masih dipandang lebih layak melakukan pekerjaan rumah. Padahal perempuan memiliki akal kreatif yang mumpuni dan jika disatukan dengan akal kreatif laki-laki menjadi inovasi yang lebih baik lagi. Selain itu, menimbulkan kekerasan batin dalam diri Jeng Yah karena setelah mendengar perkataan dari laki-laki yang menurutnya tidak jelas. Jeng Yah pergi meninggalkan orang-orang yang ada di sana dengan ekspresi tidak menyenangkan. Dampak patriarki dalam serial Gadis Kretek dapat ditepis oleh Jeng Yah karena dirinya terus berusaha untuk menyakinkan Idroes Moeria perihal inovasi saus untuk kretek. Hal tersebut berhasil karena Jeng Yah mendapatkan bantuan dari Soeraja yang berhasil membujuk Idroes Moeria.Â
Kehadiran patriarki kemungkinan tidak semakin parah jika terdapat orang yang selalu mendukung dan menemani dalam menghadapi ketidakadilan tersebut. Selain itu, kekuatan dan rasa percaya diri sangat dibutuhkan sebagai penunjang dalam mewujudkan segala hal yang diinginkan. Perempuan akan dinilai memiliki penempatan yang sama di mata laki-laki yang mampu memahami segala hal keistimewaan perempuan.
Kehadiran patriarki dalam karya sastra biasanya dijadikan sebagai pembelajaran untuk kehidupan nyata agar manusia lebih pandai bersikap, mengamati segala sesuatu dengan teliti, dan tidak mudah memandang sebelah mata seseorang sehingga dapat tercipta keadilan yang merata.