Mohon tunggu...
NISAUL MUKAROMAH
NISAUL MUKAROMAH Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Mahasiswa Ilmu Informasi dan Perpustakaan Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Berita Hoaks Semakin Marak, Efek Rendahnya Literasi Digital?

17 Juni 2024   17:00 Diperbarui: 17 Juni 2024   17:09 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.freepik.com/free-photo/newspaper-background-concept_29016077.htm#fromView=search&page=1&position=0&uuid=0e8adbbf-0896-47b0-9b50-b47ca7274f

Semakin berkembangnya zaman dan juga teknologi, masyarakat di seluruh penjuru dunia mau tidak mau harus mengikutinya. Sosial media menjadi salah satu bukti nyata perkembangan teknologi, di sinilah tempat persebaran berbagai informasi yang tak terhitung jumlahnya itu berkumpul. Mulai dari Tik-Tok, Instagram, X (dulu namanya Twitter), Youtube, dan berbagai sosial media lainnya. Dengan adanya sosial media ini, masyarakat menjadi sangat mudah dalam mencari informasi terbaru. Pada zaman dahulu masyarakat yang ingin mencari informasi terbaru harus mendengarkan dari radio atau menonton berita di televisi bahkan harus mengeluarkan uang untuk membeli koran demi mencari informasi yang terbaru. Hal ini menjadi kurang efisien karena tidak semua tempat menyediakan radio dan televisi bahkan ada beberapa tempat yang tidak menjual koran harian.

Dengan dimudahkannya oleh kecanggihan teknologi, Hampir semua orang menggunakan sosial media, mulai dari anak-anak, remaja, orang dewasa, bahkan para lansia ada yang aktif menggunakan sosial media. Hal ini memiliki efek negatif serta positif yang dapat memengaruhi kehidupan masyarakat. Salah satu efek negatif yang akan kita bahas di sini adalah maraknya berita hoax yang tersebar melalui sosial media oleh masyarakat. Penyebab dari fenomena ini adalah karena rendahnya literasi digital khususnya pada masyarakat Indonesia.

Rendahnya literasi digital ini berhubungan dengan rendahnya minat baca masyarakat Indonesia. Pendidikan juga menjadi salah satu faktor terjadinya hal tersebut, masyarakat yang  menempuh pendidikan hingga ke perguruan tinggi biasanya memiliki minat baca yang lebih tinggi dari pada masyarakat indonesia yang hanya lulusan sekolah menengah bahkan beberapa dari mereka ada yang tidak dapat bersekolah karena faktor ekonomi. Minat baca ini dapat dibangun sejak dini. Mulai dari balita harus sudah dikenal-kan budaya membaca, di sini peran orangtua sangatlah penting agar anak beranggapan bahwa membaca itu merupakan hal yang sangat menyenangkan dan tidak membosankan. Guru juga menjadi salah satu tokoh penting setelah peran orangtua dalam meningkatkan minat baca. Selain menjadi tokoh penting dalam meningkatkan minat baca pada siswa-nya, guru juga harus mengajarkan siswa untuk berfikir logis dan kritis. Hal ini sangat penting mengingat maraknya persebaran berita hoax ini selain karena rendahnya literasi digital juga disebabkan oleh kurangnya sikap untuk berfikir logis dan kritis yang dimiliki masyarakat Indonesia.

Sikap berfikir yang kurang logis dan kritis ini menyebabkan banyak masyarakat Indonesia menjadi selalu menelan mentah-mentah informasi yang mereka dapat. Mereka tidak mencari tahu terlebih dahulu sumber informasi yang mereka dapat dari mana, siapa yang menyebarkannya, dan mengapa menyebarkan informasi tersebut. Bahkan banyak masyarakat yang hanya membaca judul sebuah informasi saja sudah langsung menyimpulkan isi dari informasi tersebut tanpa membaca dan memahami apa isi dari informasi yang mereka dapat. Hal inilah yang menjadi penyebab maraknya berita hoax yang tersebar di kalangan masyarakat. Dalam kehidupan sosial efek dari persebaran berita hoax ini memiliki efek yang bisa dibilang fatal, antara lain dapat memecah belah masyarakat, mengadu domba masyarakat, menyebabkan penurunan kepercayaan, menciptakan rasa saling curiga, serta dapat memengaruhi opini publik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun