Sepuluh hingga lima belas tahun lalu, gadget masih menjadi monopoli orang dewasa. Namun, saat ini, gadget telah menjadi milik hampir semua lapisan usia. Anak-anak, termasuk balita sekalipun tak luput dari pengaruh menjamurnya gadget (smartphone, tablet, phablet, laptop, dan sebagainya). Fenomena ini tak ubahnya seperti pedang bermata dua bagi para orang tua. Gadget jelas bisa mencerdaskan ataupun menjerumuskan anak-anak.
Pengaruh lingkungan pertemanan dan media informasi menjadi faktor penentu anak-anak selalu up-to-date dengan trend gadget terbaru. Manfaat hadirnya gadget adalah kemudahan orang tua berkomunikasi dengan anak-anak, kapanpun dan di manapun saja mereka berbeda.Â
Tugas-tugas sekolah yang menuntut pencarian informasi melalui internet juga menjadi lebih ringan dengan gadget. Aplikasi permainan (games) yang sangat variatif pada gadget turut membantu anak dalam mengisi waktu luang mereka. Kehadiran gadget membuat anak menjadi lebih cepat melek dengan kemajuan dunia IT (information and technology) dibandingkan anak-anak seusia mereka sekitar 20 – 30 tahun lalu.
Di lain pihak, para orang tua pun tak kalah khawatir dengan gadget yang ada di tangan anak mereka. Fakta menjamurnya penyebaran materi yang berkaitan dengan pornografi dan kekerasan di internet tak pelak membuat orang tua dagdigdug hatinya karena cemas.Â
Gadget telah mengkarbit anak menjadi lebih dewasa sebelum waktunya dengan mengetahui banyak materi yang lebih tepat untuk dikonsumsi oleh orang dewasa. Sayangnya, hal tersebut terkadang tidak dibarengi dengan kecerdasan emosional dan kematangan psikologis anak. Â
Tentu saja, orang tua zaman sekarang tidak mungkin menghalangi anak mereka untuk menggunakan gadget. Hal ini terutama saat dipicu oleh realita bahwa sang anak melihat banyak temannya sudah memiliki gadget.Â
Orang tua yang sebenarnya melihat sang anak belum memerlukan gadget akhirnya terpaksa membelikan gadget karena tidak tega (kebanyakan tidak tahan) dengan rengekan sang buah hati yang terus-menerus.
Kejadian seperti itu bisa dihindari ketika orang tua telah mengetahui cara yang bijak dalam mengenalkan gadget pada anak. Hal pertama dan terutama yang harus diingat orang tua adalah gadget bukanlah aksesoris sehingga bisa meningkatkan status sosial ekonomi seorang anak ketika sudah memilikinya. Manfaat yang dapat dirasakan oleh sang anak dengan memakai gadget seharusnya menjadi pertimbangan pertama bagi semua orang tua saat membelinya.
Uraian tentang 3 U (Usia, Usaha, dan Uang) berikut ini bisa menjadi panduan praktis dan bermanfaat bagi orang tua ketika sang buah hati mulai merajuk untuk dibelikan gadget.
 Usia Anak
Sebenarnya tidak ada patokan baku tentang usia anak untuk mulai memakai gadget. Tetapi, perkembangan kognitif (kemampuan berpikir) seorang anak bisa menjadi acuan yang tepat. Menurut Jean Piaget, seorang tokoh terkenal psikologi perkembangan dari Swiss, seorang anak memasuki tahap berpikir yang nyata secara operasional (operasional konkrit) pada usia 7 hingga 11 tahun.