Sebagai akademisi, saya rutin dihadapkan dengan setumpuk dokumen di kampus.Antara lain laporan penelitian, karya tulis ilmiah, soal-soal ujian dan masih banyak lagi.Awalnya saya belum terpikir untuk memiliki printer sendiri.Maklum saja, selama ini saya masih bisa mengandalkan printer di ruang akademik jika sedang di kampus.Atau saya pergi ke rental komputer yang banyak terdapat di sekitar kampus.
Namun, setelah dua kali berada dalam keadaan darurat untuk mencetak dokumen penting, saya mantap memutuskan untuk membeli dan memiliki printer sendiri.Tentu saja, sebelum membeli suatu barang, konsumen biasanya akan melakukan riset konsumen secara pribadi. Kenapa? Variasi merk dan beragam fasilitas produk, khususnya elektronik dengan pilihan harga yang ditawarkan membuat konsumen lebih leluasa menentukan pilihan produk yang dikehendaki.
Pertengahan bulan April lalu, jam setengah enam pagi saya sudah berada di kampus.Agenda pertama saya di kampus adalah mencetak lembar kuesioner penelitian yang akan diisi oleh 400 mahasiswa tahun pertama di STEI Tazkia (Sekolah Tinggi Ekonomi Islam Tazkia) di Bogor pada jam tujuh pagi.Sayang seribu sayang, staf bagian akademik belum tiba.Saat saya tanyakan kepada satpam tentang kunci cadangan, ternyata satpam yang bertugas pagi itu sedang tidak membawanya.Ternyata, satpam yang bertugas di malam sebelumnya lupa menyerahkan kuncinya ke satpam shift pagi.
Saya bergegas menuju rental komputer di sekitar kampus.Bisa ditebak, jam enam pagi, belum ada rental komputer yang sudah buka.Saya mulai panik karena waktu sudah menunjukkan pukul enam lewat lima belas menit.Selain harus dicetak, lembar kuesioner penelitian itu juga harus diperbanyak sampai 400 kali.Sebenarnya hingga 800 kali karena bolak-balik dalam satu lembar kertas.
Syukur alhamdulillah, ada seorang mahasiswi yang melihat saya bolak-balik sejak tadi, mendekati saya.Dia bertanya apakah saya baik-baik saja.Dengan wajah bingung, saya tanya padanya tentang rental komputer dan tempat fotokopi terdekat dari kampus yang sudah buka sebelum jam tujuh pagi.Mahasiswi itu ternyata memiliki solusi jitu.
[caption id="attachment_338099" align="aligncenter" width="400" caption="Canon PIXMA MP237"][/caption]
Temannya ada yang memiliki printer Canon sekaligus mesin fotokopi dan dia membuka bisnis kecil-kecilan di dalam kampus.Memang belum banyak yang tahu karena teman mahasiswi tersebut tidak memiliki tempat khusus.Siapapun yang ingin mencetak dan memperbanyak dokumen bisa datang ke kamarnya di asrama.Itu pun dengan catatan, dia bisa melayani saat sedang tidak mengikuti kegiatan perkuliahan di kelas.
Secepat kilat, saya menuju kamar mahasiswi tersebut.Dia masih ada di kamarnya karena perkuliahan paling pagi dimulai jam tujuh.Awalnya dia terkejut karena konsumen pertamanya di hari itu adalah pengajarnya di kampus.Dengan muka bantal karena baru bangun, malu-malu dia melayani saya.Buru-buru saya katakan padanya agar jangan sungkan-sungkan meskipun saya dosennya.
Hampir setengah jam kemudian, sebanyak 400 lembar kuesioner penelitian telah rapi tercetak. Alhamdulillah, leganya hati saya! Kualitas tintanya pun memuaskan.
[caption id="attachment_338100" align="aligncenter" width="400" caption="Canon PIXMA MP237 (tampak atas)"]
Canon PIXMA MP237 milik mahasiswa saya itu berhasil menjadi penyelamat di saat gawat darurat.Mahasiswi saya pun senang karena di pagi hari, dia sudah berhasil meraup keuntungan besar hanya dari seorang konsumen.Satu lembar atau satu kali cetak maupun fotokopi sama-sama dihargai sebesar Rp. 300,-.Dia memberi saya potongan harga sebesar Rp. 2000,- dari yang seharusnya Rp. 24.000,- (400 lembar bolak-balik atau 800 kali) menjadi Rp. 22.000,-.Candanya kepada saya, “Bu, sering-sering saja ya mencetak di tempat saya.Apalagi sampai hampir satu rim (lima ratus lembar) seperti pagi ini hehehe….” Ada-ada saja.
[caption id="attachment_338101" align="aligncenter" width="300" caption="Tombol Fungsi Canon PIXMA MP237"]
Setelah itu, saya jadi memperhatikan jenis printer yang banyak digunakan di dalam kampus maupun rental komputer di luar kampus.Canon menjadi merk yang berulang kali saya temui.Alasan para pemilik Canon beraneka ragam.Harga bersahabat dengan kualitas cetak yang mantap menjadi jawaban terbanyak dalam survei kecil-kecilan saya tersebut.
Pertengahan bulan Mei ini, saya mendapati kualitas lainnya dari Canon yaitu tahan lama.Pada suatu sore, saya perlu memperbanyak soal-soal ujian untuk kelas karyawan di malam hari sebanyak 100 lembar.Saat itu, menjelang Maghrib, hujan turun dengan deras disertai petir yang menggelegar terus-terusan.Banyak rental komputer tutup karena tidak ingin aliran listrik mereka terganggu akibat disambar petir.
Saya sebenarnya tidak dalam keadaan terburu-buru untuk memperbanyak soal ujian. Jadwal ujian masih bisa saya undur. Namun, saat saya sedang menumpang sholat Maghrib di kamar seorang mahasiswi yang terdekat dari ruang dosen, saya mendapati printer Canon miliknya. Printer Canon itu memang tampak lama atau tidak sebaru milik mahasiswi pebisnis cetak printer dan fotokopi yang sebelumnya pernah saya kunjungi.
Canon PIXMA MP287
Iseng-iseng saya tanyakan padanya tentang kualitas printer Canon PIXMA MP287 miliknya. Jawabnya dengan antusias, "Printer saya itu masih berfungsi baik sekalipun sudah lama, Bu." Tambahnya lagi, "Ayah hampir membelikan saya printer baru saat saya masuk kuliah. Tapi, karena printer yang lama ini masih bagus, saya memilih memakai printer ini saja."
Kardus Canon PIXMA MP287
Penasaran dengan jawaban mahasiswi saya tersebut, saya pun lalu mencoba membuktikannya sendiri dengan mencetak sebanyak 100 lembar soal ujian.Hasilnya memuaskan dan sesuai klaimnya tadi.Luar biasa!
[caption id="attachment_338104" align="aligncenter" width="400" caption="Info Customer Service Canon PIXMA MP287"]
Survei saya tentang printer pilihan berakhir di malam itu juga. Kesimpulannya sederhana namun sangat bermakna yaitu, "Canon, setia menemani akademia berkarya."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H