Ketika kita melintasi jalan Medan Merdeka Barat di Jakarta Pusat, gedung Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia (MKRI) ini dapat dengan cepat dikenali. Desainnya yang berkonsep bangunan gaya neo klasik ala Yunani atau Romawi kuno tersebut membuat kita seperti sedang di luar negeri padahal lokasinya tak jauh dari Halte Busway Monumen Nasional (Monas). Saat berada di depannya, sembilan (kolom) pilar gedung utama MKRI tersebut menjulang dengan megah dan gagah yang mewakili sembilan orang Hakim Konstitusi. Uniknya, pilar bangunan itu umumnya berjumlah genap.
Meskipun gedung utama MKRI ini tak ubahnya istana, ketiadaan pagar di halaman depannya membuat gedung MKRI yang resmi berdiri sejak 13 Agustus 2007 atau bertepatan dengan peringatan ulang tahun MKRI ke-4, memberi kesan terbuka.  Taman kecil yang indah sebagai pengganti pagar gedung utama MKRI tersebut sesuai dengan tujuan 'Rumah Konstitusi' yang menerima seluruh rakyat Indonesia untuk memperoleh hak konstitusi mereka sebagai warga negara. Saat hari masih terang-benderang, gedung utama MKRI dengan mahkota kubah yang melambangkan UUD 1945 sebagai hukum dasar tertinggi negara tersebut, kesan klasik minimalis  pun terpancar dan ketika malam tiba, suasana klasik romantis tampak kuat dari cahaya lampu.
Saya pribadi lebih menyukai tampilan gedung utama MKRI tersebut di kala matahari masih menyapa. Kesan elegan sekaligus menenangkan sebagai lembaga peradilan terlihat lebih nyata di waktu kesembilan pilar yang menopang gedung utama MKRI itu tersorot sinar surya. Jadi, lain kali ketika kita melewati sepanjang jalan Medan Merdeka Barat di Jakarta Pusat, sempatkanlah untuk menikmati keanggunan gedung utama MKRI. Di Rumah Konstitusi itulah, hak konstitusi setiap warga dikawal dengan optimal oleh kerja kesembilan hakim konstitusi sesuai amanat UUD 1945. Salam literasi.
