Mohon tunggu...
Khairunisa Maslichul
Khairunisa Maslichul Mohon Tunggu... Dosen - Profesional

Improve the reality, Lower the expectation, Bogor - Jakarta - Tangerang Twitter dan IG @nisamasan Facebook: Khairunisa Maslichul https://nisamasan.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Resolusi Hijrah dengan Mengobati Writer's Block yang Parah

26 Juli 2023   19:10 Diperbarui: 26 Juli 2023   19:19 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Yuk mari menang melawan Writer's Block (Ilustrasi 1: grammarly

Setiap penulis, termasuk blogger, pasti pernah merasa malas sehingga tidak semangat (Writer's Block) untuk menulis. Penyebabnya mulai dari sedang bad mood, kurang istirahat, malas berpikir, dan alasan lain yang sifatnya individual.

Padahal, penulis itu kan memang karyanya dinilai dari tulisannya yang sudah ditulis. Kalau terlalu lama membiarkan Writer's Block sehingga lama tak menulis, apakah kita masih layak disebut penulis?

Beberapa waktu sebelum tanggal 1 Muharram  Tahun Baru Hijriah 1445 yang jatuh tepat pada Rabu, 19 Juli 2023 lalu, saya sempat membaca kutipan di media sosial seputar Writer's Block. Intinya, kenapa ada Writer's Block, sedangkan kita tidak pernah mendengar istilah Teacher's Block atau Pilot's Block, ya kan?

Intinya, ketika profesi lainnya tidak kenal bad mood yang sampai menghalangi produktifitas, kok penulis punya alasan untuk tidak menulis (sampai batas waktu yang tidak ditentukan) karena sedang bete. Cuti kerja saja ada batasnya.

Saya langsung tertampar usai membaca kutipan yang lewat di Instagram itu. Selama ini, saya lumayan sering berlindung di balik alasan "lagi enggak mood nih!" saat banyak ide di kepala yang tidak  segera diolah menjadi artikel blog.

Akibatnya, waktu terus berlalu, tapi ide sudah keburu menguap sampai tak sempat ditulis karena sudah lupa idenya. 

Tak jarang pula, saya ingin satu artikel blog itu harus oke banget, jadi malah sudah pusing duluan dan ujung-ujungnya tulisan itu tak pernah diselesaikan, haduh!

Memang sih, saya sempat berdalih dalam hati, "Kualitas itu lebih baik daripada kuantitas." Boleh deh artikel sedikit, tapi isinya kualitas A+.

Menulis di alam terbuka dapat mengurangi Writer's Block  (Ilustrasi 2: Envato Elements)
Menulis di alam terbuka dapat mengurangi Writer's Block  (Ilustrasi 2: Envato Elements)

Tapi, setelah dipikir-pikir lagi dengan jernih, enggak mungkinlah kita dapat menulis sesuatu yang berkualitas tanpa latihan menulis berulang kali. Kalau baru satu dua kali menulis artikel blog, kualitas tulisan pasti belum terlihat, setuju?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun