Mohon tunggu...
Khairunisa Maslichul
Khairunisa Maslichul Mohon Tunggu... Dosen - Profesional

Improve the reality, Lower the expectation, Bogor - Jakarta - Tangerang Twitter dan IG @nisamasan Facebook: Khairunisa Maslichul https://nisamasan.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Transaksi Digital Mendukung Cost Efficiency Optimal

7 Desember 2022   14:36 Diperbarui: 13 Desember 2022   08:15 859
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi transaksi digital| Dok Shutterstock via Kompas.com

Satu waktu, saya ingin membeli kudapan untuk makan siang di salah satu mal. Perut sudah keroncongan, tapi mesin ATM belum kelihatan, wah gawat nih!

Ternyata penjual crepes yang saya datangi tersebut melayani pembelian dengan QRIS dari e-wallet, Alhamdulillah! Crepes rasa ikan tuna pun dapat segera saya nikmati tanpa harus lelah keliling mencari mesin ATM terdekat lagi.

Transaksi digital memang kini semakin lebih mudah kita temui setiap hari karena memudahkan transaksi keuangan dalam hitungan menit. Efisiensi biaya (cost efficiency) termasuk manfaat utama dari adanya transaksi digital.

Di Indonesia, menurut Gubernur BI (Bank Indonesia), Perry Warjiyo, nilai transaksi digital banking meningkat 27,82% year on year (yoy) menjadi Rp 4.359,7 triliun pada Juli 2022. Sementara itu, nilai transaksi uang elektronik (UE) pada Juli 2022 tumbuh 39,76% yoy mencapai Rp 35,5 triliun sejalan dengan hadirnya hybrid working.

Cost efficiency sendiri tak melulu tentang penghematan, namun juga efektivitas biaya jangka panjang (cost effectiveness). Transaksi digital memang perlu modal (relatif) lebih besar di awal karena mengandalkan fasilitas teknologi.

Tetapi, keuntungan yang diperoleh dari transaksi digital itu sebanding, bahkan melebihi modal di awal yang telah dikeluarkan. Kinerja dan produktivitas baik bagi produsen maupun konsumen akan semakin naik grafiknya dari waktu ke waktu.

Maka inilah sejumlah manfaat yang dapat dirasakan oleh produsen dan konsumen dengan maraknya transaksi digital itu, khususnya pada UMKM yang jumlahnya di Indonesia telah mencapai lebih dari 64 juta pelaku pada tahun 2021 lalu berdasarkan data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM).

Transaksi kini semakin efisien dan efektif dengan sistem digital (Ilustrasi: gpointstudio/ISTOCKPHOTO)
Transaksi kini semakin efisien dan efektif dengan sistem digital (Ilustrasi: gpointstudio/ISTOCKPHOTO)

Produsen akan semakin besar

Sejak bergabung dengan salah satu marketplace (lokapasar), usaha busana muslim milik seorang saudara di Bandung semakin berkembang. Ini karena dia memanfaatkan transaksi digital yang tersedia di lokapasar tersebut.

Ibu dua anak itu pernah merasakan beratnya menjual baju-baju secara offline. Pembelinya terbatas secara jarak dan waktu sehingga labanya pun lebih sedikit dibandingkan konsumen yang berbelanja online.

Transaksi digital juga membuatnya tak lagi pusing dengan urusan menyimpan uang tunai yang rawan dicuri saat sedang bepergian untuk menjual busana muslimnya karena kini dia dapat berjualan online dari rumah dengan bermodalkan laptop dan smartphone. Setelah dihitung, harga beli laptopnya telah tertutupi dengan keuntungan bisnis online dalam waktu sekitar 10 bulan.

Produsen yang mampu mengelola cost efficiency lebih berpeluang untuk terus tumbuh berkembang bisnisnya. Selain busana muslim, setelah Idul Fitri lalu saudara saya tersebut mulai melebarkan jenis bisnisnya dengan menjual sejumlah obat-obatan herbal, terutama madu, setelah mahir bertransaksi digital.

Bagi produsen ataupun penjual, waktu adalah salah satu modal bisnis yang sangat terbatas jumlahnya. Oleh karena itu, transaksi digital membuat setiap waktu bisnis yang tersedia dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin.

Cukup dengan mengakses mobile atau internet banking, maka produsen pun dapat langsung bertransaksi digital dengan para konsumen 24/7. Bayangkan betapa repotnya ketika setiap bertransaksi keuangan, kita harus mendatangi ke kantor bank ataupun ATM.

Konsumen akan terus bertambah

Bagi warga Jabodetabek yang setiap berangkat kerja menggunakan e-money dan e-wallet saat menaiki kereta Commuter Line dan busway serta transportasi online, transaksi digital jelas sangat menghemat energi dan waktu. Saya ingat, saat dulu masih lebih banyak membawa uang tunai di jalan, was-wasnya minta ampun!

Efisiennya transaksi digital juga mengurangi antrean yang melelahkan setiap kali akan menaiki kendaraan umum. Isi ulang saldo uang non tunai pun kini dapat kita lakukan di minimarket terdekat dari fitur digital banking, sip kan!

Keberadaan transaksi digital juga dapat mengurangi risiko beredarnya uang palsu yang tidak mudah dideteksi oleh pelaku UMKM. Saya beberapa kali menemui pemilik toko yang sampai memasang contoh uang palsu di dekat mesin kasir mereka yang disertai pengumuman tentang ancaman hukuman jika sampai menggunakannya untuk berbelanja.

Risiko adanya uang palsu tersebut tentunya dapat dihindari dengan transaksi digital. Tak heran, kini semakin banyak pemilik UMKM yang menyediakan mesin transaksi digital di kasir mereka seperti halnya kios penjual crepes di mal yang pernah saya beli produknya.

Bagi konsumen, kecepatan dan ketepatan pelayanan yang diberikan oleh produsen dengan adanya transaksi digital jelas termasuk cost efficiency yang dicari. Saya pribadi merasakan waktu membayar suatu produk maupun jasa dengan digital payment (pembayaran digital) itu jauh lebih cepat, efisien, dan praktis dibandingkan membayar tunai.

Kesimpulannya, baik bagi produsen maupun konsumen, transaksi digital itu kini adalah bagian dari keseharian yang tidak dapat dihindarkan. Pembayaran tunai memang tak akan hilang sama sekali, namun jumlah transaksinya cenderung akan terus menurun.

Mari kita terus biasakan dan kampanyekan transaksi digital untuk kenyamanan dan kesejahteraan bersama. Satu hal yang pasti, baik saat transaksi digital maupun tunai, kita tetap harus selalu berhati-hati dan teliti.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun