Waktu dan jarak tempuh yang singkat pastinya mendukung hematnya biaya transportasi. Emisi karbon dari kendaraan bermotor bahkan bisa jauh berkurang saat saya bisa bersepeda maupun berjalan kaki ke sana.
So, buruan temukan tempat wisata terdekat dari rumah Anda ya. Lebih seru lagi saat kita mengunjunginya dengan keluarga tercinta maupun sahabat terdekat.
Bawa Bekal Makanan Rumahan
Ini sudah menjadi rahasia umum bahwa harga makanan dan minuman di tempat wisata lebih mahal. Selain itu, kemasan mereka yang beraneka ragam membuat sampah pun semakin banyak.
Praktik orangtua kita dulu dengan (lebih) memilih untuk memasak dan membawa makanan rumahan saat piknik ternyata pas banget lho untuk kita lakukan kembali. Kebersihan makanan jelas terjamin dan kita tak boros kemasan plastik sekali pakai.
Bayangkan jika setiap pelancong membuang satu sampah plastik di lokasi wisata. Misalnya 1000 turis per hari membuang 1000 bungkus sampah plastik, maka menumpuk jadi 365.000 bungkus sampah plastik per tahun, parah banget kan?
Selain lebih murah dan bergizi, bekal makanan dari rumah saat liburan juga mampu mengurangi risiko terjadinya sampah makanan (food waste). Ini karena sudah sesuai selera kita daripada membeli makanan di lokasi wisata yang belum tentu cocok di lidah kita, mahal pula harganya, hiks!
Pilih Transportasi Hemat Energi
Selama pandemi ini, bepergian dengan kendaraan umum memang memerlukan usaha (plus biaya) yang ekstra dengan sejumlah jenis tes dan vaksin COVID-19. Hal tersebut memang tak dapat dihindari demi keselamatan dan kenyamanan bersama, tak terkecuali kesehatan para penduduk asli di lokasi wisata.
Maka itulah, wisata di daerah terdekat lebih disarankan karena bisa memutus rantai penyebaran virus pandemi. Namun, jika kita memang ingin tetap berlibur ke luar daerah, pilihlah kendaraan yang ramah lingkungan sekaligus harga tiketnya ramah di kantong seperti kereta api dan kapal laut.
Jika kita menaiki mobil pribadi untuk liburan keluarga, pastikan mobil tersebut terisi penuh agar lebih efisien dari segi pemakaian bahan bakar fosil. Pastinya kita mendambakan suatu saat nanti mobil listrik dapat segera beredar lebih luas di Indonesia sebagai alternatif kendaraan sumber energi yang ramah lingkungan.