Contoh lainnya adalah tata krama saat mengirim pesan di dunia maya. Â Jikalau baru pertama kali mengirim pesan kepada seseorang, khususnya kepada seseorang yang lebih senior atau terhormat.
Maka di awal pesan, selain mengucapkan salam, maka penyebutan identitas diri harus segera diikuti setelah salam agar penerima pesan tidak bingung sehingga harus sibuk menerka-nerka identitas pengirim pesan yang baru saja masuk. Â
Bukankah ini mirip dengan seseorang yang ketika akan memasuki rumah orang lain yang sebelumnya harus mengetuk pintu dahulu lalu mengucapkan salam kepada tuan rumah.Â
Etika mengirimkan pesan ini terutama wajib diketahui buah hati yang sudah memiliki smartphone dan berusia cukup besar atau bisa dimulai sejak dirinya berusia 10-12 tahun. Â Saat anak sudah terbiasa berperilaku sopan di dunia nyata dari masa balita, maka akan semakin mudah bagi orang tua dalam menanamkan dan membiasakan mereka bersikap santun pula di dunia maya ketika remaja dan mahasiswa.
Anak pun harus diingatkan bahwa segala sesuatu yang tabu dan tak sopan di dunia nyata itu juga berlaku di dunia maya. Â Perilaku menunjukkan bagian tubuh yang intim via dunia maya jelas termasuk hal yang terlarang dan tercela. Â
Pengertian ini wajib diketahui anak sejak mereka mulai mengakses internet agar terhindar dari konten pornografi yang banyak tersedia di dunia maya. Â
Selain diingatkan secara lisan, orang tua pastinya sekaligus menjadi suri tauladan utama bagi sang anak mengenai etika di dunia maya dan nyata sehingga terjadi kesesuaian antara perkataan dan perbuatan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H